Salin Artikel

Canda Megawati kepada Hasto, Berkali-kali Minta Bocorkan Pertanyaan untuk Sidang Doktoral

BOGOR, KOMPAS.com - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri membuat Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Hasto Kristiyanto tidak tegang dalam menghadapi sidang promosi doktor di Universitas Pertahanan, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/6/2022).

Usai mendengarkan pemaparan penelitian Hasto, Megawati diberikan kesempatan bertanya dan menanggapi.

Megawati pun mengawalinya dengan mengungkapkan bahwa Hasto sempat bertanya apa saja hal yang akan ditanyakan ketika sidang promosi doktor.

“Hasto tanya ke saya 'bu nanti pertanyaannya apa?' Lho kok kamu nanya? itu namanya kolusi,” kata Megawati di Universitas Pertahanan, Senin.

Ucapan Megawati itu pun disambut tawa semua hadirin yang diundang ke acara itu.

Megawati mengaku memberi waktu leluasa kepada Hasto untuk menyiapkan diri menjelang sidang terbuka.

Maka, di kegiatan partai pun, Megawati mengaku tak terlalu mendorong Hasto bekerja keras dalam mengurusi partai, hingga selesainya ujian doktoral itu.

“Jadi Pak Hasto, saya kira ini gampang ya, tapi enggak tahu susah apa ndak jawabnya. Kasihan dia udah makin banyak ubannya,” canda Megawati.

Ketua Umum PDI-P itu kemudian menjabarkan bagaimana kondisi bangsa Indonesia kini. Terlebih ketika menyebut nama Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno.

Menurutnya, masih banyak masyarakat yang hendak menyebut nama Bung Karno saja ketakutan.

“Mau nyebut Bung Karno saja takut, aneh, itu menurut saya aneh,” imbuh Megawati.

Megawati melanjutkan, Bung Karno pernah berpidato di PBB berjudul "To Build The World A New", yang substansinya masih relevan dalam situasi dunia yang terus berganti dari masa ke masa.

Dia juga menyampaikan situasi konflik Rusia-Ukraina saat ini, yang mendapatkan framing oleh pemilik teknologi dan media masa.

Ketegangan kedua negara itu menambah daftar ketegangan lainnya seperti di Semenanjung Korea, di Timur Tengah, seperti di Suriah, Libya, Iran, hingga Palestina.

Dengan latar belakang relevannya isi pidato Soekarno di PBB itu, Megawati lalu mempertanyakan bagaimana teori geopolitik Soekarno masih bisa menjadi solusi alternatif di tengah masalah dunia itu.

“Pertanyaan saya, itu yang saya katakan gampang saja, bagaimana teori geopolitik Bung Karno bisa menjadi solusi alternatif untuk geopolitik pada masa ini? Coba rekomendasi apa yang diusulkan promovendus?” tanya Megawati.

Menjawab itu, Hasto lalu membeberkan semangat kebersamaan yang hendak didorong oleh Bung Karno lewat pidatonya di PBB.

Bangsa Asia Afrika yang saat itu banyak menjadi negara terjajah, dinilai harus bisa membangun solidaritas di antara dirinya demi memerdekakan diri.

Pidato Bung Karno itu juga mendorong agar bangsa-bangsa di dunia hidup damai.

Selain itu, Hasto menilai di tengah sistem internasional yang anarkis tersebut, PBB harus direformasi, sehingga dunia bebas dari segala bentuk penjajahan.

“Teori geopolitik Bung Karno tersebut senantiasa relevan. Di dalam perspektif geopolitik Soekarno, kebijakanan luar negeri dan kebijakan pertahanan harus ada dalam satu kesatuan," jelas Hasto.

Masalahnya, lanjut Hasto, spirit imajinasi geopolitik Soekarno itulah yang saat ini tampaknya luntur.

Sehingga, Hasto merekomendasikan agar seluruh kontruksi pemikiran geopolitik Soekarno harus menjadi landasan kebijakan luar negeri dan pertahanan negara.

“Agar kita mampu menggunakan instrumen national power dalam tujuh variabel Bung Karno itu, deni memperjuangkan kepentingan Indonesia,” tuturnya.

Begitu pun terhadap persoalan di Timur Tengah, semenanjung Korea dan Afghanistan, terlihat keaktifan Indonesia pasca Soekarno itu meluntur.

Indonesia, menurut Hasto, lebih banyak dalam lingkup di Asean.

“Seharusnya kita bergerak aktif membela negara-negara yang diperlakukan tidak adil,” ungkap Hasto.

Dia mengatakan, dalam pidato "To Buid The World A New" Bung Karno sudah mengatakan masa depan dunia tidak bisa ditentukan dengan negara yang punya hak veto.

Lebih dari 190 negara menjadi anggota PBB, seharusnya tidak boleh dikalahkan 5 negara yang punya hak veto.

“Karena itu, geopolitik Soekarno sangat relevan dan menjadi dasar dari kebijakan pertahanan dan luar negeri kita,” pungkasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/06/06/18244041/canda-megawati-kepada-hasto-berkali-kali-minta-bocorkan-pertanyaan-untuk

Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke