Perhelatan internasional Presidensi G20 Indonesia menjadi momentum penting bangsa Indonesia kepada dunia internasional.
Bangsa dengan populasi ke-4 terbesar di dunia ini mengajak untuk bergotong royong pulih dan bangkit dari pandemi COVID-19.
Ketuhanan Yang Maha Esa
Indonesia menjadi negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Nilai-nilai toleransi sudah mengakar jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri, yaitu sejak Kerajaan Majapahit. Berbagai pemeluk agama berdampingan bersama.
Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia internasional tentang pentingnya persatuan bangsa di atas kepentingan dan golongan. Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam, rahmatan lil ‘alaamiin.
Indonesia juga mendapat anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa dengan sumber daya alam yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Sumber energi fosil yang terbatas, maka transisi energi ke energi baru terbarukan (EBT) perlu dilakukan.
Seperti salah satu sub tema Presidensi G20 Indonesia adalah transisi energi. Transisi energi, menjadi bagian dari tema besar Recover Together, Recover Stronger. Pulih dan bangkit bersama.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Pengelolaan energi yang berkeadilan sesuai UUD 1945 merupakan keniscayaan. Semua warga bangsa berhak mendapatkan penerangan melalui listrik.
Jika belum teraliri melalui jaringan, dapat bergotong royong membangun pembangkit dari potensi energi lokal.
Pelatihan dan pendampingan yang diperlukan dapat diberikan oleh Pemerintah dengan melibatkan badan usaha dan lembaga kemasyarakatan. Mendorong pemuda untuk aktif berperan memajukan daerahnya.
Kehadiran warga dunia ke Indonesia dalam kegiatan internasional di Jakarta, Yogyakarta, Bali, Labuan Bajo, dan kota lain tentunya memacu kita untuk menampilkan wajah terbaik. Tak hanya keramahan, tapi juga wajah negara yang apik.
Kegiatan yang diharapkan mendorong roda perekonomian nasional. Contoh nyatanya pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, serta turunan dan sampingannya.
Persatuan Indonesia
Keberagaman merupakan kemajemukan yang indah. Bak bunga di taman, berwarna-warni. Pendiri bangsa mengutip Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular, Bhinneka Tunggal Ika. Berbeda-beda namun satu jua, unity in diversity.
Yang berbeda adalah suku, agama, ras, dan antargolongan. Yang satu adalah nilai kebersamaannya, gotong royong.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragam, namun tujuannya bergotong royong untuk maju bersama. Pulih dan bangkit bersama.
Kemandirian bangsa salah satunya melalui kemandirian energi. Kemandirian energi dapat diwujudukan dengan terjaminnya ketersediaan energi dengan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi dari sumber dalam negeri.
Sumber EBT seperti surya, air, angin, panasbumi, laut, dan bioenergi yang melimpah perlu didorong untuk dikembangkan bersama-sama. Gotong royong membangun kemandirian energi di bumi pertiwi.
Berbagi pengetahuan dan pengalaman antarnegara terjadi di konferensi. Secara bertahap, pengembangan riset, sumber daya manusia, dan pendanaan dibahas dalam meja perundingan G20.
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Perjalanan demokrasi perlu dirawat seluruh warga bangsa. Menjaga kelestarian Pancasila menjadi tanggung jawab bersama.
Gotong royong mewarisi nilai tenggang rasa dalam pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mufakat.
Bangsa Indonesia terkenal dengan bangsa yang ramah. Masyarakatnya murah senyum. Rasa saling menghargai antarsesama menjadi kunci kebersamaan tetap terjaga. Event internasional ini menjadi ajangnya, membuktikan keramahan kita.
Kearifan lokal yang tidak hanya dalam nilai balutan budaya. Lebih dari itu potensi energi lokal juga perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan energi setempat.
Regulasi untuk mendukung pemanfaatan energi setempat sudah banyak ditetapkan.
Studi-studi keenergian bersama ahli dilakukan untuk melanjutkan kerberlangsungan kehidupan.
Energi tak lagi dipandang sebagai komoditas semata, tapi energi menjadi modal pembangunan bangsa.
Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Pancasila berdiri kokoh diterpa berbagai ombak informasi yang terkadang belum tentu kebenarannya. Menjadi saringan bermacam pemahaman yang belum tahu asal muasalnya.
Sejatinya, Pancasila perlu diamalkan. Tidak melulu simbolisasi yang belum tentu dipahami. Penanaman nilai dasar Pancasila perlu terus dioptimalkan untuk memanen hasil pada anak cucu kita.
Juga pengelolaan energi yang bertransisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan merupakan pengamalan Pancasila. Untuk itu, dukungan seluruh pihak pada pelaksanaan G20 layak diberikan.
Kegiatan yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Bagi Indonesia, pesan kuncinya “Kita pulih dan bangkit bersama” menggema ke seluruh penjuru dunia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/01/15293221/pancasila-dan-presidensi-g20-indonesia