Salin Artikel

Kenangan Murid Buya Syafii Maarif: Sederhana dan Tak Minta Dihormati Berlebihan

JAKARTA, KOMPAS.com - Penulis sekaligus Pemimpin Redaksi Narasi, Zen Rachmat Sugito atau Zen RS, menceritakan kenangannya tentang sosok mantan Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Syafii Maarif.

Zen pernah menjadi mahasiswa Buya Syafii ketika berkuliah di Fakultas Sejarah Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada 2001-2002.

Lekat dalam ingatannya, sikap Buya Syafii yang sederhana dan tak ingin diperlakukan berlebihan oleh semua pihak. Padahal Buya Syafii berstatus sebagai profesor dan mengajar di Fakultas Sejarah UNJ yang baru berdiri kala itu.

“UNJ waktu itu bukan kampus nomor 1, juga bukan nomor 2 bahkan, tapi punya dosen Ketum PP Muhammadiyah, tokoh nasional, tapi Buya tak minta dihormati berlebihan,” ungkap Zen, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (27/5/2022).

Sikap tidak gila hormat itu, kata Zen, tampak dari keseharian Buya Syafii di lingkungan kampus.

“Buya tidak pernah mengeluh, dia tidak pernah mau kalau tas atau mapnya yang berat itu dibawakan, saya pernah menawarkannya dan dia bilang ‘Kami menghina saya ya, kamu pikir saya enggak bisa angkat-angkat’,” tutur Zen.

Menurut Zen, Buya Syafii kerap membuka ruang kerjanya sendiri setelah mengajar. Padahal, ia baru selesai mengisi kelas di lantai atas, sementara kunci ruangannya berada di lantai dasar.

“Ditawari teman saya untuk mengambilkan kunci itu, tapi dia menolak dengan mengatakan ‘Saya masih bisa jalan,’ Lalu ia ambil sendiri kunci itu dan membuka gemboknya. Ya satpam tergopoh-gopoh juga ya, tapi begitulah dia,” sebut Zen.

Zen berpandangan, Buya Syafii adalah dosen yang spesial. Sebab di sela kesibukan mengurus PP Muhammadiyah, hampir semua makalah dan tugas mahasiswa tetap dikoreksi.

“Mau nilainya A, A-, B, atau apa pun, makalah itu kebanyakan dikembalikan, disertai catatan-catatan kecil,” kata dia.

Zen menyampaikan, Buya Syafii seperti tak pernah lelah melakoni semua kewajibannya. Sementara, saat itu Buya Syafii masih menjabat sebagai Ketum PP Muhammadiyah dan disibukkan dengan gejolak politik terkait peristiwa lengsernya Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Namun Buya Syafii selalu memenuhi tanggung jawabnya sebagai dosen. Bahkan ia selalu memenuhi ketentuan mengajar 75 persen dalam tiap semester.

“Terbayangkan Ketum Muhammadiyah dalam kondisi Presiden mau lengser sibuknya kayak apa, dikontak, dilobi banyak orang pasti riweh banget, tapi tak pernah (dalam perkuliahan) dia tidak hadir,” paparnya.

Zen berpandangan, latar belakang paling tepat untuk menggambarkan sosok Buya Syafii bukanlah politikus maupun sejarawan, melainkan guru bangsa.

"Buat saya, cara paling tepat memosisikan Syafii Maarif adalah dia seorang guru dan saya beruntung pernah jadi muridnya, pernah ada di kelas-kelas di mana dia mengajar,” imbuh Zen.

“Dia guru buat mahasiswanya, dan sekarang guru buat bangsanya,” tuturnya.

Buya Syafii tutup usia pada Jumat (27/5/2022) pagi sekitar pukul 10.15 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Yogyakarta, karena penyakit jantung.

Buya Syafii menjalani perawatan sejak Sabtu (14/5/2022). Kondisinya pun sempat membaik, namun beberapa hari terakhir kesehatannya kembali menurun.

Jenazahnya disemayamkan di Masjid Gede Kauman Yogyakarta kemudian dimakamkan di Taman Makam Husnul Khotimah Muhammadiyah, Kulon Progo.

https://nasional.kompas.com/read/2022/05/28/12544301/kenangan-murid-buya-syafii-maarif-sederhana-dan-tak-minta-dihormati

Terkini Lainnya

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Disebut Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer, Bea Cukai Berikan Tanggapan

Nasional
Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Profil Eko Patrio yang Disebut Calon Menteri, Karier Moncer di Politik dan Bisnis Dunia Hiburan

Nasional
PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke