Airlangga berharap, uang tali kasih tersebut dapat memberdayakan keluarga yang telah ditinggalkan, yakni keluarga almarhum Henriawan Sie, almarhum Hafidin Royan, almarhum Hery Hartanto, dan almarhum Elang Mulya Lesmana.
"Ya harapannya untuk kita kan sedang mendorong usaha kecil dan menengah, dan pemberdayaan. Jadi diharapkan ada pemberdayaan dari pihak keluarga," kata Airlangga, Selasa sore.
Bantuan itu diberikan secara simbolis oleh Airlangga kepada perwakilan keluarga dengan menyerahkan papan bertuliskan 'Tali Kasih' dan uang Rp 750.000.000 untuk masing-masing keluarga.
Dalam papan tersebut serta spanduk acara, tertulis bahwa bantuan tersebut berasal dari Kementerian Perindustrian.
Sebelum menyerahkan bantuan tersebut, Airlangga juga sempat mengunjungi Museum Tragedi 12 Mei 1998 dan Tugu yang ada di Kompleks Universitas Trisakti.
Sementara itu, Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti Fauzan Raisal Misri mengapresiasi bantuan tersebut karena menurutnya kesejahteraan keluarga pahlawan Rerformasi merupakan salah satu hal yang mesti diprioritaskan.
Namun, Fauzan menegaskan bahwa pihaknya masih memperjuangkan penuntasan kasus Tragedi Trisakti dan gelar Pahlawan Reformasi kepada keluarga korban.
"Dan juga buat korban-korban pelanggaran HAM lainnya. Kami dari Trisakti karena kami Kampus Reformasi, kami pastikan juga akan bersama dengan teman-teman untuk memperjuangkan itu, memperjuangkan bagaimana penuntasan kasus pelanggaran HAM yang ada di Indonesia ini," kata Fauzan.
Seperti diketahui, pada 12 Mei 1998 lalu, terjadi peristiwa mencekam dan berdarah terjadi di kampus Universitas Trisakti, Grogol, Jakarta Barat, saat mahasiswa melakukan demonstrasi menentang pemerintahan Soeharto.
Empat mahasiswa tewas dalam penembakan terhadap peserta demonstrasi yang melakukan aksi damai, yaitu Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hartanto, dan Hendriawan Sie.
Sementara itu, dokumentasi Kontras menulis, korban luka mencapai 681 orang dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Tragedi Trisakti menjadi simbol dan penanda perlawanan mahasiswa terhadap pemerintahan Orde Baru.
Setelah tragedi itu, perlawanan mahasiswa dalam menuntut reformasi semakin besar, hingga akhirnya memaksa Presiden Soeharto untuk mundur pada 21 Mei 1998.
https://nasional.kompas.com/read/2022/04/26/19450741/airlangga-serahkan-uang-tali-kasih-rp-3-miliar-kepada-keluarga-4-pahlawan