Salin Artikel

Pebalap MotoGP Tak Pakai Masker Saat Bertemu Jokowi, Istana: Sudah PCR dan Vaksin Lengkap

Namun, kehadiran para pebalap yang tidak menggunakan masker di Istana Merdeka saat bertemu Presiden Joko Widodo menjadi pertanyaan masyarakat dan warganet. Padahal, saat ini pandemi Covid-19 masih berlangsung di Indonesia dan belum resmi menjadi endemi.

Selasa kemarin, pihak Istana Kepresidenan telah menegaskan bahwa tetap akan menjalankan protokol kesehatan secara ketat meski kasus Covid-19 menurun. Hal ini terutama berlaku kepada siapa pun yang akan bertemu atau mendampingi Presiden Jokowi.

Menanggapi para pebalap yang tidak menggunakan masker itu, Deputi Bidang Protokol, Pers dan Medis Sekretariat Presiden, Bey Machmuddin, menyatakan bahwa semua pebalap telah menjalani tes PCR dan hasilnya aman sebelum bertemu Presiden.

"Mereka sudah PCR, sudah vaksin lengkap. Kalau tidak divaksin malah tidak bisa masuk di kita sekarang ini. Semua insya allah aman. Jadi para pebalap sudah vaksin dan PCR," ujar Bey saat dihubungi, Rabu siang.

Saat menyambut para pebalap, Presiden Jokowi tampak bebebrapa kali melepas masker. Presiden antar lain melepas masker saat berfoto bersama para pebalap di atas motor miliknya dan saat mengayunkan bendera star ketika melepas konvoi para pebalap.

Terkait hal itu Bey mengemukakan, aktivitas melepas masker yang dilakukan Presiden hanya saat berfoto dan saat akan melepas konvoi.

"Kan saat foto saja. Lepas masker waktu foto di motor (atas motor Jokowi). Waktu jalan ke depan gerbang pakai masker," ujar dia.

"Setelah itu lalu melepas pebalap buka masker karena agar keliatan ekspresi saja ke pebalap-pebalap. Itu pun lokasinya terbuka, jaga jarak juga. Setelah itu pakai masker lagi," tambahnya.

Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengatakan, meski jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus menurun, tetapi kewaspadaan dan kehati-hatian tetap masih diperlukan untuk mengantisipasi dari meluasnya penularan. Karena itu, Sekretariat Presiden tetap menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

“Setelah berkoordinasi dengan Sekretariat Militer, Pasukan Pengamanan Presiden, dan juga Tim Dokter Kepresidenan, kami masih tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di lingkungan Istana,” ujar Heru dalam siaran persnya pada Selasa.

Selain itu, untuk tamu yang akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo diwajibkan untuk melakukan swab PCR sehari sebelumnya atau masih dalam rentan waktu 24 jam dari hasil tes PCR terakhir.

Ketentuan ini, kata Heru, tidak hanya diterapkan untuk tamu-tamu Presiden yang akan bertemu di Istana saja, tapi juga saat Presiden melakukan kunjungan kerja.

“Untuk itu kami mohon pengertian para pejabat di daerah, baik gubernur, bupati, wali kota dan para tokoh masyarakat yang akan menyambut atau mendampingi Presiden saat berada di daerah agar melakukan swab PCR terlebih dahulu,” kata Heru.

Hal ini juga telah diingatkan Biro Protokol Sekretariat Presiden kepada protokol pemda, dan pihak-pihak yang akan bertemu dengan Presiden.

Oleh karena itu, Heru meminta maaf jika pihaknya menolak pejabat dan tokoh masyarakat yang hanya menunjukkan hasil swab antigen.

“Kami memohon maaf jika ada pejabat maupun tokoh masyarakat di daerah yang terpaksa kami tolak untuk mendampingi Bapak Presiden karena hanya menunjukkan hasil swab antigen,” tambah Heru.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/16/15213211/pebalap-motogp-tak-pakai-masker-saat-bertemu-jokowi-istana-sudah-pcr-dan

Terkini Lainnya

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke