Salin Artikel

Demokrat Anggap Jokowi dan Mahfud Belum Menjawab Kecemasan Masyarakat Soal Wacana Penundaan Pemilu

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Benny K Harman menilai Presiden Joko Widodo dan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD belum menjawab kecemasan masyarakat terkait wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Hal itu disampaikan Benny dalam diskusi virtual Parasyndicate bertajuk “Tunda Pemilu vs Tunda IKN Rakyat Pilih Mana?” yang diselenggarakan, Rabu (9/3/2022).

“Ada ketidaktegasan sikap Presiden dan Menko Polhukam. Jadi sampai saat ini isu (penundaan pemilu) masih menjadi isu yang mencemaskan rakyat,” sebut Benny.

“Tidak bisa Presiden mengatakan ini wacana publik, hak masyarakat menyampaikan pandangan, dan di lain pihak Presiden juga mengatakan tetap patuh pada konstitusi,” jelas dia.

Benny menyebut wacana penundaan pemilu bukan wacana biasa yang otomatis muncul ke permukaan. Wacana ini, menurut dia, justru muncul dari pihak-pihak yang berada di lingkar kekuasaan Jokowi.

“Karena yang menyampaikan (wacana) adalah para pembantu Presiden,” kata dia.

Dalam pandangannya, para pembantu Jokowi yang melontarkan wacana itu adalah Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto yang juga duduk sebagai Ketua Umum Partai Golkar, serta ketua umum partai politik (parpol) yang menjadi bagian dari koalisi pemerintah.

Tercatat wacana penundaan pemilu juga disampaikan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan.

“Jadi ini bukan wacana biasa tapi pantulan kehendak yang begitu kuat sebetulnya bagi sekelompok orang, termasuk mungkin Pak Jokowi sendiri yang punya keinginan mempertahankan kekuasaan sampai 2027 dengan menunda pemilu,” imbuhnya.

Diketahui Jokowi merespon wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Ia menegaskan akan tetap patuh pada konstitusi. Namun Jokowi menuturkan bahwa semua pihak boleh menunculkan wacana tersebut.

“Siapapun boleh-boleh saja mengusulkan wacana penundaan pemilu, dan perpanjangan masa jabatan presiden, menteri atau partai politik, karena ini kan demokrasi. Bebas aja berpendapat. Tetapi kalau sudah pada pelaksanaan semuanya harus tunduk dan taat pada konstitusi,” terangnya, Jumat (4/3/2022) di Istana Bogor, Jawa Barat.

Senada dengan Jokowi, Mahfud menegaskan bahwa pemerintah tidak pernah membahas penundaan pemilu.

Ia mengungkapkan dalam dua kali rapat kabinet Jokowi justru berpesan padanya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Budi Gunawan untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan aman dan lancar.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/09/19154121/demokrat-anggap-jokowi-dan-mahfud-belum-menjawab-kecemasan-masyarakat-soal

Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke