Menuru Dicky, testing Covid-19 masih menjadi hal yang penting dilakukan untuk melihat situasi pandemi saat ini.
“Tes ibarat mata kita terhadap virus. Tanpa tes yang memadai kita tidak dapat melihat di mana virus atau ke mana arahnya,” tutur Dicky pada Kompas.com, Senin (7/3/2022).
Dalam pandangan Dicky, testing bisa saja dihilangkan sebagai syarat perjalanan. Namun polanya diubah dengan bersifat target oriented atau surveilans pada satu wilayah tertentu.
Sehingga kesehatan seseorang terdeteksi dari testing pemerintah pada lokasi tempat tinggalnya.
“Sebaiknya ada uji publik dulu untuk melihat potensinya. Setidaknya (testing) di satu lokasi selama satu minggu supaya memiliki dasar data yang kuat dalam konteks (kondisi penyebaran Covid-19) di Indonesia,” paparnya.
Dicky menyarankan pemerintah juga bisa melakukan penguatan di aspek yang lain. Misalnya memperketat syarat penggunaan masker pada masyarakat yang akan pergi ke luar kota.
“Misalnya orang yang mau naik pesawat atau kereta api itu harus pakai masker N-95,” ucapnya.
Namun Dicky meminta pemerintah tidak terburu-buru menerapkan kebiajakan baru ini.
Sebab vaksinasi tetap tidak bisa menggantikan testing karena keberadaan virus corona masih menyebar secara luas.
“Dunia sudah memiliki vaksin (Covid-19), tapi itu tidak berarti kita berhenti dalam upaya untuk melihat di mana virus itu berada sehingga kita dapat beradaptasi dengan cepat jika dan ketika varian atau gelombang baru merebak,” jelasnya.
Terakhir Dicky menegaskan bahwa kombinasi vaksinasi dan testing Covid-19 menjadi penentu suatu negara dapat mengendalikan pandemi saat ini.
Jika kebijakan diambil secara serampangan, ia khawatir hal itu justru semakin memperparah situasi pandemi Covid-19.
“Tanpa melakukannya dengan tepat, yang dapat terjadi adalah lebih banyak rawat inap dan kematian, dan terus memperpanjang atau memperburuk pandemi,” pungkas dia.
Diberitakan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan kebijakan menghilangkan tes antigen maupun PCR untuk perjalanan domestik merupakan penyesuaian kebijakan dalam rangka transisi menuju aktivitas normal.
Nantinya pelaku perjalanan domestik tak perlu lagi menunjukan hasil tes antigen dan PCR negatif Covid-19 ketika sudah mendapatkan vaksin sebanyak dua kali.
Maka Luhut meminta agar tiap kabupaten dan kota segera mempercepat proses vaksinasi.
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/07/20140681/epidemiolog-sayangkan-pelaku-perjalanan-tak-perlu-pcr-dan-antigen