Salin Artikel

36.057 Penambahan Kasus Covid-19, 57 Kematian dalam Sehari, dan Peringatan agar Lansia Tak Keluar dari Rumah

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan terjadi penambahan 36.057 kasus Covid baru dalam sehari pada Minggu (6/2/2022).

Dengan adanya penambahan tersebut, Pemerintah menyampaikan saat ini terdapat 188.899 kasus aktif Covid-19 hingga akhir pekan kemarin.

Sementara itu, jumlah kasus Covid-19 yang dinyatakan sembuh pada 6 Februari 2022 bertambah 10.569 kasus.

Meski begitu, ada penambahan 57 kasus kematian akibat Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Pemerintah juga mencatat, ada 17.422 suspek terkait Covid-19 di Indonesia hingga Minggu (6/2/2022) pukul 12.00 WIB.

DKI Jakarta tertinggi penambahan kasus

Dari laporan Satgas, penambahan kasus Covid-19 per 6 Februari 2022 masih didominasi dari DKI Jakarta. Total peningkatan kasus di wilayah Ibu Kota mencapai 15.825 kasus.

Kemudian, posisi kedua adalah Jawa Barat dengan 7.603 kasus, Banten 4.649 kasus, dan Jawa Timur 2.218 kasus.

Tingginya peningkatan kasus Covid-19 di DKI Jakarta juga dapat terlihat dari tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19.

Menurut Pemprov DKI Jakarta, BOR di rumah sakit rujukan yang ada di wilayahnya kini sudah mencapai 63 persen untuk ruang isolasi per Sabtu (5/2/2022).

Sementara itu, untuk ICU (intensive care unit) 31 persen.

Pada 3 Februari lalu, Kementerian Kesehatan menyebut BOR rumah sakit di tingkat nasional sudah berada di angka 17 persen dari batas 60 persen.

Dari data Kemenkes tersebut, BOR RS tertinggi pertama adalah DKI Jakarta. Kemudian disusul Provinsi Banten, Bali, Jawa Barat, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sebelumnya mengatakan, keterisian tempat tidur atau BOR rumah sakit rujukan Covid-19 meningkat seiring dengan kenaikan kasus Covid-19.

"Rata-rata BOR rumah sakit rujukan di tingkat nasional sebesar 13,89 persen dengan DKI Jakarta sebagai penyumbang tertinggi yaitu mencapai 52 persen, disusul Banten 22 persen dan Jawa Barat 16 persen," jelas Wiku dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (2/2/2022).


Penderita komorbid dan lansia diminta tinggal di rumah

Menyusul peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia, Pemerintah terus menyampaikan imbauan.

Sekalipun belum ada kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat yang ketat, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta lansia di atas 60 tahun untuk tidak beraktivitas di luar rumah terlebih dahulu.

Imbauan ini khususnya bagi lansia yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta, dan belum divaksinasi Covid-19.

"Saya usul dua minggu sampai sebulan ke depan untuk orang-orang yang saya sebut tadi, kriteria 60 tahun ke atas, eloknya tinggal di rumah dahulu, sementara," kata Luhut saat menghadiri Harlah Ke-96 NU di NTT secara virtual, seperti dilansir Antara dan dikutip Kompas.com, Minggu (6/2/2022).

Imbauan disampaikan Luhut menyusul data yang ditemukan dari kasus kematian akibat Covid-19, mayoritas merupakan orang-orang yang belum divaksin lengkap, berusia di atas 60 tahun, dan memiliki komorbid.

"Buat teman-teman yang umurnya 60 tahun ke atas dan belum divaksin serta punya komorbid, saya sarankan jangan keluar dari rumah," tuturnya.

Luhut mengingatkan, virus Covid-19 varian Omicron bergejala ringan, tetapi bisa menyebabkan kematian. Untuk itu, ia meminta agar masyarakat lebih waspada dan meningkatkan kesadaran untuk menjaga diri.

"Jadi Anda yang belum divaksin, Anda sasaran cukup hebat dari Omicron ini. Jadi kalau terjadi apa-apa dengan ini, Anda sendiri yang bertanggung jawab dengan diri sendiri," ungkap Luhut.

Koordinator PPKM Jawa-Bali itu mengatakan, mayoritas kasus kematian akibat varian Omicron ataupun yang bergejala berat atau sedang diketahui memiliki komorbid atau memiliki riwayat penyakit bawaan.

"Jadi saya minta, teman-teman yang punya komorbid hati-hati. 30 persen lansia, jadi kalau umur seperti saya harus superhati-hati. Dan 63 persen belum vaksin lengkap," pesan Luhut yang kini berusia 74 tahun itu.

Meski meminta masyarakat tidak panik, purnawirawan TNI tersebut mengingatkan agar tidak ada yang menganggap enteng Omicron. Sebab, walaupun gejalanya cukup ringan dan perawatannya singkat, Omicron tetap bisa berbahaya.

"Tidak boleh menganggap enteng Omicron karena virus ini juga bisa merusak tubuh kita," tegas Luhut.

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/07/06200091/36057-penambahan-kasus-covid-19-57-kematian-dalam-sehari-dan-peringatan-agar

Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke