JAKARTA, KOMPAS.com - Ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University Dicky Budiman mendukung langkah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin yang memfokuskan pasien Covid-19 Varian Omicron untuk dirawat di rumah, lantaran mayoritas pasien bergejala ringan dan tanpa gejala.
Dicky mengatakan, tempat perawatan di rumah sakit rujukkan Covid-19 lebih baik diprioritaskan untuk pasien terpapar varian Omicron dengan gejala berat.
"Karena bagaimanapun potensi kasus infeksi ini besar sangat jelas dan akan jauh lebih besar dari Delta, maka fokus kita harus memprioritaskan pada penanganan kasus-kasus berat, atau sedang ke parah," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/1/2022).
Dicky mengatakan, tempat perawatan di rumah sakit harus diprioritaskan bagi mereka yang mengalami gejala berat agar mendapat penanganan yang maksimal.
Sementara itu, pasien Covid-19 dari varian Omicron dengan gejala ringan dapat melakukan isolasi di rumah.
"Cukup di rumah atau misalnya ada pertimbangan tidak ada yang mengawasi misalnya karena dia tinggal sendiri, harus ada fasilitas isolasi atau karantina yang disediakan oleh pemerintah di level terendah atau di tingkat kecamatan," ujarnya.
Lebih lanjut, Dicky meminta pasien yang dirawat di rumah dapat melakukan konsultasi kesehatan secara rutin menggunakan platform telemedicine.
Selain itu, ia mendorong agar aplikasi PeduliLindungi bisa diperbarui sehingga dapat memonitor pasien selama menjalani isolasi mandiri.
"Dan aktivasi paltform telemedicine juga penting kalau ini bisa terkoneksi dengan PeduliLindungi akan sangat bagus," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, perawatan pasien Covid-19 akibat penularan varian Omicron tidak difokuskan di rumah sakit, melainkan di rumah.
Sebab, kata dia, risiko rawat inap di rumah sakit akibat terinfeksi Omicron lebih rendah dibandingkan periode lonjakan kasus Covid-19 Delta.
"Sehingga strategi layanan dari Kementerian Kesehatan akan digeser yang sebelumnya fokusnya ke rumah sakit sekarang fokusnya ke rumah, karena akan banyak orang yang terkena dan tidak perlu ke rumah sakit," kata Budi dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (10/1/2022).
Budi mengatakan, dari penelitian Kemenkes, dari 414 kasus Covid-19 varian Omicron, sebanyak 114 sudah dinyatakan sembuh termasuk dua pasien dengan gejala sedang dan sempat membutuhkan oksigen.
"Jadi kesimpulannya memang walaupun omicron ini cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan dari keparahannya," ujarnya.
Budi mengatakan, pihaknya kembali memastikan kerja sama dengan 17 platform telemedicine atau layanan konsultasi kesehatan agar pasien yang menjalani perawatan di rumah dapat mengakses obat-obatan.
"Sebagai infomasi 400.000 tablet Molnupiravir yaitu obat anti-virus yang baru dari merck sudah tiba di Indonesia dan sudah siap digunakan," ucapnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/01/11/16221611/epidemiolog-minta-tempat-perawatan-di-rs-diprioritaskan-untuk-pasien-omicron