Salin Artikel

Omicron dan Alarm Gelombang Ketiga yang Mulai Menyala

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga Sabtu (8/1/2022) kasus Covid-19 akibat penularan varian Omicron mencapai 414.

Adapun dari jumlah tersebut, mayoritas kasus berasal dari pelaku perjalanan luar negeri dan sebanyak 50 kasus merupakan transmisi lokal.

Meningkatnya kasus Omicron berdampak pada merangkak naiknya kasus Covid-19 di Tanah Air mulai.

Pada Jumat (7/1/2022) jumlah kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 518, meningkat dua kali lipat dari bulan Desember 2021 yang rata-rata 200 kasus per hari.

Ahli epidemiologi Indonesia di Griffith University Dicky Budiman mengatakan, ratusan kasus Omicron tersebut merupakan alarm bagi Indonesia bahwa potensi gelombang ketiga Covid-19 mulai menyala.

"Yes, ini lampu kuning, gelombang ketiga Covid-19 itu sesuatu yang tidak bisa dihindarkan, alarm sudah mulai menyala," kata Budi saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/1/2022).

Lantas, kapan puncak lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron?

Dicky mengatakan, jika melihat lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di negara-negara Eropa, Indonesia diperkirakan akan mengalami gelombang ketiga Covid-19 sekitar Februari dan Maret 2022.

Meski demikian, kata dia, lonjakan kasus Covid-19 akibat penularan varian Omicron ini akan lebih rendah dibandingkan periode ledakan kasus akibat varian Delta.

"Tapi yang ingin saya sampaikan adalah bahwa dengan Omicron ini potensinya itu moderat dalam artian, moderat gelombang 3 beban di faskes, beban kematian, lebih moderat (rendah) keparahannya dibandingkan dengan Delta," ujarnya.

Dicky mengingatkan, penularan varian Omicron harus diwaspadai karena hampir 90 persen kasus Omicron menginfeksi orang yang sudah divaksinasi lengkap dan hanya mengalami gejala ringan.

Oleh karenanya, ia meminta kemampuan deteksi Covid-19 dalam sehari di Indonesia dapat ditingkatkan.

"Untuk mendeteksi sehari saja kita belum bisa melakukan itu, bahkan saat Delta pemeriksaan masuk 500.000 saja tidak pernah," ucapnya.

Alarm dari India

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI sekaligus Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di India saat ini bisa terjadi di Indonesia.

"Pada waktu kenaikan kasus kita bukan Juni dan Juli 2021 yang lalu maka sekitar dua bulan sebelumnya juga ada kenaikan kasus di India dengan segala masalahnya," kata Tjandra dikutip dari Kompas.id, Senin.

Tjandra mengatakan, dalam beberapa minggu terakhir, kasus di India meningkat tajam. Pada 21 Desember 2021 penambahan kasus sehari sebanyak 6.317 orang dan melonjak menjadikan 9.928 sehari pada 5 Januari 2022.

Adapun di New Delhi, kata dia, pemerintah setempat mulai mengeluarkan aturan pembatasan sosial termasuk jam kerja di kantor, pembatasan bioskop hingga sarana kebugaran.

"Bahkan New Delhi akan dalam kondisi jam malam mulai jam 10 malam hari Jumat sampai jam 5 pagi hari Senin. Toko, pasar dan mal tutup," ujarnya.

Cegah dengan vaksinasi

Dicky mengatakan, dalam situasi ini, pemerintah harus memastikan cakupan vaksinasi Covid-19 di masyarakat meningkat dan memberikan vaksinasi lanjutan atau booster kepada kelompok rentan.

"Februari Maret ini (prediksi lonjakan kasus) momen di mana mayoritas penerima vaksin kita yang memiliki imunitas itu akan menurun karena kan rata-rata itu 7 bulan itu akan menurun proteksi," ucapnya.

Ia mengatakan, membangun antibodi yang paling efektif adalah melalui vaksinasi, bukan setelah seseorang terinfeksi virus Corona.

"Gelombang ketiga Covid-19 dicegahnya dengan tingkatkan imunitas, tapi tidak dari infeksi Covid-19, itu salah kaprah dan tidak etis, yang meningkatkan imunitas itu dengan vaksinasi," kata dia.

Lebih lanjut, Dicky meminta, upaya mitigasi yang dilakukan yaitu testing, tracing dan treatment dan penerapan protokol kesehatan dapat meredam lonjakan Omicron khususnya terhadap kelompok rentan.

"Kita belajar dari kasus di Eropa dan Amerika yang mulai ada beban di fasyankes mungkin cakupan vaksinasi jauh lebih tinggi di bandingkan Indonesia dalam kaitan 2 dosis bahkan booster sekalipun," pungkasnya.

Pemerintah bersiap

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah sudah menyiapkan intervensi untuk mitigasi penyebaran Omicron.

Langkah pertama adalah edukasi masyarakat untuk memperkuat protokol kesehatan.

"Itu jadi intervensi utama," kata Nadia saat dihubungi dari Jakarta, Senin (10/1/2022).

Lalu, pemerintah juga menggencarkan kampanye pemanfaatan PeduliLindungi di setiap tempat publik.

Di samping itu, pemerintah pun menyiapkan tempat isolasi terpusat, rumah sakit, ventilator, dan oksigen.

Telemedisin juga bakal diaktifkan lagi untuk melayani masyarakat.

"Termasuk mendatangkan obat molnupiravir dan rencana obat paxlovid," ujar Nadia.

https://nasional.kompas.com/read/2022/01/11/11542251/omicron-dan-alarm-gelombang-ketiga-yang-mulai-menyala

Terkini Lainnya

DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

DPR Sampaikan Poin Penting dalam World Water Forum ke-10 di Bali

Nasional
Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Ahok Mengaku Ditawari PDI-P Maju Pilgub Sumut

Nasional
Sadar Diri, PDI-P Cuma Incar Kursi Cawagub di Pilkada Jabar

Sadar Diri, PDI-P Cuma Incar Kursi Cawagub di Pilkada Jabar

Nasional
Tersandung Kasus Pemalsuan Surat, Pj Wali Kota Tanjungpinang Diganti

Tersandung Kasus Pemalsuan Surat, Pj Wali Kota Tanjungpinang Diganti

Nasional
Nasdem dan PKB Diprediksi Dapat 2 Jatah Kursi Menteri dari Prabowo

Nasdem dan PKB Diprediksi Dapat 2 Jatah Kursi Menteri dari Prabowo

Nasional
Hari ke-2 Rakernas PDI-P, Jokowi Masih di Yogyakarta, Gowes Bareng Jan Ethes...

Hari ke-2 Rakernas PDI-P, Jokowi Masih di Yogyakarta, Gowes Bareng Jan Ethes...

Nasional
Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

Nasional
Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

Nasional
Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

Nasional
Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Nasional
PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

Nasional
Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Nasional
PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

Nasional
PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke