Salin Artikel

Jadi Saksi, Aliza Gunado Mengaku Tidak Mengenal Baik Azis Syamsuddin

JAKARTA, KOMPAS.com - Kader Partai Golkar Aliza Gunado mengaku tak begitu mengenal baik mantan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin.

Hal itu disampaikan Aliza yang hadir sebagai saksi dalam sidang dugaan suap pengurusan perkara di KPK dengan terdakwa Azis.

Ditanya jaksa, Aliza mengatakan pertama kali mengenal Azis saat kontestasi Pilkada Kabupaten Lampung Tengah tahun 2014.

“Saat itu terdakwa adalah saingan saya di Pilkada 2014, beliau (caleg) nomor urut 1 saya nomor urut 8,” sebut Aliza dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (30/12/2021).

Aliza beralasan, merasa tidak mengenal dekat dengan Azis karena belum pernah berkomunikasi empat mata.

“Saudara tadi menyampaikan ngobrol dengan terdakwa hanya terjadi jika bersama dengan (orang) lain, kalau telefon atau chat pernah?,” tanya jaksa.

“Tidak pernah,” jawab Aliza.

Selain itu, lanjut Aliza, Azis tidak pernah memanggil namanya dalam setiap komunikasi yang terjadi.

Maka ia mengklaim tidak tahu apakah Azis cukup mengenalnya atau tidak.

“Terdakwa itu kenal saksi tidak?,” cecar jaksa.

“Kurang paham,” ucap Aliza.

“Ketika bercakap-cakap tidak pernah menyebut nama?,” lanjut jaksa.

“Tidak pernah,” imbuh Aliza.

Dalam perkara ini jaksa menduga Aliza turut memberi suap pada eks penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Stepanus Robin Pattuju dan rekannya Maskur Husain.

Dugaan jaksa, suap diberikan Aliza bersama dengan Azis senilai Rp 3,6 miliar agar tidak terseret dalam kasus dugaan korupsi Dana Alokasi Khusus (DAK) di Kabupaten Lampung Tengah tahun 2017.

Aliza telah diperiksa oleh KPK dalam perkara ini, namun statusnya masih sebagai saksi.

https://nasional.kompas.com/read/2021/12/30/16264531/jadi-saksi-aliza-gunado-mengaku-tidak-mengenal-baik-azis-syamsuddin

Terkini Lainnya

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Ma'ruf Amin: 34 Kementerian Sudah Cukup, tetapi Bisa Lebih kalau Perlu

Nasional
Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke