Namun, menurut Direktur Eksekutif Indikator, Burhanudin Muhtadi, masyarakat menyimpan optimisme bahwa kondisi tersebut akan membaik.
“Jadi evaluasi publik terkait kondisi ekonomi nasional secara umum masih negatif, yang mengatakan sangat buruk 4,7 persen sementara yang mengatakan buruk 32,9 persen,” tutur Burhanudin dalam rilis virtual Indikator, Minggu (5/12/2021).
“Tapi kalau kita melihat data trennya, ada optimisme yang ditangkap publik ini. Meski pun lebih banyak yang mengatakan buruk tapi persepsi pada kondisi ekonomi nasional yang buruk trennya terus menerus turun,” jelas dia.
Pernyataan Burhanudin itu mengacu pada turunnya persepsi negatif masyarakat pada kondisi ekonomi yang buruk.
Jika dibandingkan dengan hasil survei pada Mei 2020, saat ini jumlah responden yang merasa ekonomi nasional buruk menurun signifikan.
“Kita lihat Mei 2020 itu 81 persen yang mengatakan (ekonomi nasional) buruk. Sekarang jauh turun ke bawah, bahkan di bawah 40 persen dan yang mengatakan (ekonomi nasional) baik meningkat. Jadi ada tren positif yang harus kita akui disini,” papar dia.
Adapun berdasarkan hasil survei Indikator, sebanyak 40,4 persen responden menilai kondisi ekonomi nasional dalam kondisi sedang.
Sementara itu hanya 19,5 persen responden yang menilai kondisi ekonomi nasional baik dan 1,8 persen yang menganggap kondisi ekonomi nasional sangat baik.
Survei dilakukan pada 2.020 responden berusia minimal 17 tahun dari 34 provinsi di Indonesia dengan metode wawancara langsung.
Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling, dengan margin of eror sekitar 2,9 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen.
https://nasional.kompas.com/read/2021/12/05/16383121/survei-indikator-persepsi-publik-pada-ekonomi-nasional-masih-negatif-tetapi