Salin Artikel

Komnas HAM: Watchdoc Berpihak pada Mereka yang Dilemahkan

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menilai, rumah produksi Watchdoc Documentary dapat disejajarkan dengan Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan sastrawan Pramoedya Ananta Toer.

Sebab, Watchdoc meraih penghargaan yang pernah diberikan kepada Gus Dur dan Pramoedya. Gus Dur menerima penghargaan Ramon Magsaysay untuk kategori Community Leadership pada 1993.

Sementara, Pramoedya menerima penghargaan di bidang penulisan sastra dan jurnalistik pada 1995.

"Dengan penghargaan ini Watchdoc sejajar dengan Gus Dur dan Pramoedya Ananta Toer serta beberapa nama besar lainnya, meskipun nanti kita bisa berdebat," kata Beka, dalam diskusi film dokumenter, Belajar dari Watchdoc, dikutip dari Antara, Jumat (5/11/2021).

Selain itu, Beka mengatakan, karya-karya Watchdoc telah menunjukkan keberpihakan pada masyarakatatau kelompok yang dilemahkan.

Melalui film dokumenter, Watchdoc telah menyebarkan pesan kepada masyarakat terkait isu lingkungan, hak asasi manusia, korupsi, dan kesetaraan gender.

"Ini juga menjadi media keberpihakan kepada mereka yang lemah atau dilemahkan," ujarnya.

Beka menambahkan, selama ini Watchdoc telah berperan dalam upaya pemajuan HAM. Tidak berlebihan jika Watchdoc juga mendapat Gwangju Price for Human Rights.

Menurut Beka, dua penghargaan itu memiliki makna besar dalam gerakan demokratisasi dan penegakan HAM.

Dia berharap capaian tersebut dirayakan dengan kembali melahirkan karya-karya yang lebih baik dan memiliki pesan kuat, yakni merawat kemanusiaan serta keberpihakan.

Watchdoc Documentary menerima Penghargaan Ramon Magsaysay untuk kategori Emergent Leadership.

Penghargaan tersebut diberikan karena film-film dokumenter Watchdoc dianggap sebagai jurnalisme investigasi yang menggunakan platform baru dan kreatif dalam menyoroti masalah sosial, lingkungan, dan hak asasi manusia.

Selain itu, Watchdoc yang dirintis sejak 2009 ini juga dianggap memberdayakan komunitas yang terpinggirkan dan rentan, serta menginspirasi kaum muda untuk mencari kebenaran.

"Karya-karya Watchdoc mengangkat sesuatu yang tak banyak dibicarakan atau dihindari orang, dan mendistribusikannya kepada generasi baru," kata Presiden Ramon Magsaysay Award Foundation Susan Afan dari Manila, Filipina, lewat pernyataan pers, Selasa (31/8/2021).

Selama 12 tahun, Watchdoc telah memproduksi sekitar 300 judul film dokumenter. Beberapa di antaranya Sexy Killers, Tenggelam dalam Diam, The Endgame, Dilarang Sakit, dan Alkinemokiye.

Produser senior Watchdoc Ari Trismana mengatakan, penghargaan ini menjadi kontrak politik dan moral bagi Watchdoc agar tetap konsisten mengadvokasi publik dalam isu lingkungan, demokrasi, dan HAM.

"Selain sebagai bentuk apresiasi, sebenarnya juga jadi semacam alat kontrak politik dan moral agar penerima tetap konsisten ada di jalurnya," ujar Ari saat dihubungi, Rabu (1/9/2021).

Ari mengaku bangga atas penghargaan Ramon Magsaysay yang diterima Watchdoc. Namun, ia mengatakan, penghargaan ini bukan semata hasil kerja keras Watchdoc sendirian.

"Sebab dalam film dokumenter yang kami produksi, di situ ada keberanian para subyek untuk menceritakan kisah-kisah mereka. Keberanian mereka bukannya tanpa risiko. Maka mereka juga wajib diapresiasi," ucap dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/11/05/19215951/komnas-ham-watchdoc-berpihak-pada-mereka-yang-dilemahkan

Terkini Lainnya

Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

Refleksi 26 Tahun Reformasi: Perbaiki Penegakan Hukum dan Pendidikan Terjangkau

Nasional
Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

Diajak Jokowi Keliling Malioboro, Jan Ethes Bagi-bagi Kaus ke Warga

Nasional
Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

Gerindra Minta soal Jatah Menteri Partai yang Baru Gabung Prabowo Jangan Jadi Polemik

Nasional
Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

Gerindra: Nasdem Sama dengan Partai Koalisi yang Lebih Dulu Gabung, Hormati Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Pengamat: Sangat Mungkin Partai yang Tak Berkeringat Dukung Prabowo-Gibran Dapat Jatah Menteri

Nasional
PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

PDI-P Sebut Ahok Siap Maju Pilgub Sumut, Jadi Penantang Bobby

Nasional
Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Pernyataan Megawati soal Tak Ada Koalisi dan Oposisi Sinyal agar Presiden Tidak Takut Parlemen

Nasional
PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

PDI-P Akui Sulit Cari Ganti Megawati dalam Waktu Dekat

Nasional
PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

PDI-P Bentuk Tim Pemenangan Pilkada Nasional, Dipimpin Adian Napitupulu

Nasional
Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

Sebut Pilpres Telah Usai, PDI-P Siap Gandeng Semua Partai di Pilkada

Nasional
Polri Diminta Jelaskan soal Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Polri Diminta Jelaskan soal Isu Anggota Densus 88 Kuntit Jampidsus

Nasional
Sudirman Said Harap Pilkada Jakarta 2024 Tak Lagi Timbulkan Polarisasi

Sudirman Said Harap Pilkada Jakarta 2024 Tak Lagi Timbulkan Polarisasi

Nasional
Megawati Bakal Beri Pengarahan di Hari Kedua Rakernas V PDI-P

Megawati Bakal Beri Pengarahan di Hari Kedua Rakernas V PDI-P

Nasional
Jemaah Haji Asal Padang Meninggal, Jatuh Saat Tawaf Putaran Ketujuh

Jemaah Haji Asal Padang Meninggal, Jatuh Saat Tawaf Putaran Ketujuh

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

Prabowo Pertimbangkan Bentuk Kementerian Khusus Mengurus Program Makan Bergizi Gratis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke