Salin Artikel

Jokowi Resmikan Pabrik Biodiesel PT Johnlin Group Milik Haji Isam

Pabrik tersebut berada di bawah naungan PT Jhonlin Group, perusahaan milik pengusaha Samsudin Andi Rasyad atau Haji Isam, yang belakangan namanya dikait-kaitkan dengan kasus suap pajak.

Acara peresmian itu dihadiri langsung oleh Haji Isam, eks Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang juga masuk dalam jajaran komisaris PT Johnlin Group, hingga Gubernur Kalimantan Selatan dan Bupati Tanah Bumbu.

"Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim, hari ini saya resmikan pabrik biodiesel PT Johnlin Argo Raya di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

Jokowi mengatakan, Indonesia memiliki potensi komoditas crude palm oil (CPO) yang sangat besar. CPO merupakan minyak yang dihasilkan kelapa sawit.

RI mampu menghasilkan 52 juta ton CPO setiap tahunnya. Dari angka tersebut, 40 persen di antaranya dihasilkan oleh petani-petani kecil.

Namun demikian, Jokowi tidak ingin potensi ini hanya dimanfaatkan untuk menghasilkan CPO. Ia ingin hilirisasi industri terus dilakukan, termasuk pada komoditas kelapa sawit, khususnya CPO.

"Sudah berkali-kali saya sampaikan jangan sampai kita mengekspor raw material, jangan sampai kita mengekspor bahan mentah," ujarnya

"Saya sangat menghargai apa yang telah dilakukan oleh PT Jhonlin Group membangun pabrik biodiesel. Artinya ini mengindustrialisasikan CPO ke biodiesel," tuturnya.

Jokowi berharap, ke depan hilirisasi industri juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan lainnya. Dengan demikian, CPO dapat diolah menjadi minyak goreng, kosmetik, atau barang setengah jadi dan barang jadi lainnya sebelum kemudian diekspor.

Ia mengatakan, penting untuk menguatkan industri biodiesel ke depan. Sebab, hal itu dapat meningkatkan ketahanan energi nasional, hingga menekan defisit neraca perdagangan akibat impor solar.

"Artinya kalau kita sudah bisa memproduksi sendiri biodiesel di sini untuk dijadikan campuran menjadi solar, impor kita juga akan turun drastis," kata Jokowi.

"Sehingga ini catatan saya di tahun 2020 menghemat devisa sebesar Rp38 triliun. Diperkirakan di tahun 2021 akan menghemat devisa Rp 56 triliun," tuturnya.

Tak hanya itu, kata Jokowi, hilirisasi industri baik di sektor biodiesel atau lainnya akan menciptakan banyak lapangan pekerjaan.

Hilirisasi juga mampu menjaga stabilisasi harga CPO hingga meningkatkan kualitas lingkungan melalui pengurangan emisi gas rumah kaca.

"Kita harus memegang teguh komitmen untuk meninggalkan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan," kata Jokowi.

"Karena itu produksi B30 ini, produksi biodiesel ini harus terus kita tingkatkan dan tahun 2021 ditargetkan kita mampu memproduksi dan menyalurkan 9,2 juta kiloliter, dan saya minta nanti ini tahun depan juga bisa meningkat lebih tinggi lagi," lanjutnya.

Untuk diketahui, pada awal Oktober 2021 Haji Isam melaporkan mantan pejabat di Direktorat Jenderal Pajak, Yulmanizar, ke Bareskrim Polri.

Haji Isam menilai Yulmanizar telah mencemarkan nama baik karena menuduhnya memiliki peran dalam kasus suap pajak.

"Demi memulihkan martabat dan nama baik klien kami, kami telah mengajukan laporan polisi atas adanya dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh saudara Yulmanizar, yakni tindak pidana kesaksian palsu di atas sumpah, pencemaran nama baik dan/atau fitnah sebagaimana diatur dalam Pasal 242, 310, dan/atau Pasal 311 KUHP," kata pengacara Haji Isam, Junaidi, dalam keterangannya, Kamis (7/10/2021).

Menurut Junaidi, keterangan yang diberikan Yulmanizar sebagai saksi dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta pada 4 Oktober 2021 tidak benar.

https://nasional.kompas.com/read/2021/10/21/15045391/jokowi-resmikan-pabrik-biodiesel-pt-johnlin-group-milik-haji-isam

Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke