Salin Artikel

Sosiolog Ungkap Dugaan Warga Percaya Hoaks hingga Konflik Yahukimo Terjadi

Beberapa faktor di antaranya, yaitu tingginya social distrust atau ketidakpercayaan sosial dan lemahnya sikap kritis masyarakat terhadap informasi dan sumbernya.

"Tingginya social distrust ditambah dengan lemahnya sikap kritis masyarakat atas isi informasi dan sumbernya. Lalu, melek medsos masih rendah, serta adanya pihak-pihak tertentu yang lebih dipercaya masyarakat tentu bisa menjadi faktor-faktor yang melatari mengapa hoaks lebih menang," kata Ida saat diwawancara, Rabu (6/10/2021).

Bertalian dengan konflik di Yahukimo, Papua, yang diduga dipicu hoaks penyebab kematian mantan Bupati Yahukimo Abock Busup, Ida menuturkan, ada aspek sosio kultural masyarakat setempat dan sejarah relasi antarsuku yang perlu dipahami.

Dia mengatakan, relasi antarsuku di Yahukimo, khususnya dua kelompok yang terlibat dalam kerusuhan, yaitu Suku Kimyal dan Suku Yali berkontestasi secara politik.

Abock Busup, bagi Suku Kimyal bukan hanya figur tokoh masyarakat, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan suku.

Karena itu, menurut Ida, akhirnya masyarakat tidak bisa memahami informasi secara kritis karena ada prasangka di sana.

"Jika relasinya cenderung tegang, tentu menstimulasi ketidakpercayaan antarkelompok dan warganya. Dalam situasi dan kondisi seperti ini, sikap kritis tidak terbangun, karena sudah dipenuhi prasangka," ujarnya.

Selain itu, Ida menyatakan, budaya paternalistik di Papua masih sangat kuat.

Keberadaan tokoh adat menjadi simbol kekuatan serta menjadi menjadi sumber rujukan masyarakat.

"Sebab itu, kematian Abock potensial dipolitisasi oleh pihak tertentu," ucap Ida.


Hal-hal di atas menunjukkan bahwa secara umum masyarakat yang memiliki tingkat ketidakpercayaan sosial yang tinggi cenderung mudah terprovokasi oleh informasi hoaks.

Apalagi, ditambah dengan sejarah konflik antarkelompok atau aktor yang ada.

Menurut Ida, untuk membangun sikap kritis masyarakat terhadap informasi, perlu ada upaya literasi yang dilakukan berbagai pihak.

Ia mengatakan, kemampuan ini dapat dibangun melalui pendidikan di sekolah dan keluarga.

"Literasi oleh berbagai pihak. Tidak hanya di Papua, di berbagai wilayah juga perlu dilakukan karena masyarakat kita yang percaya hoaks masih tinggi," ucap Ida.

"Dan tingginya tingkat pendidikan tidak mjamin terbangunnya sikap selektif dab kritis atas informasi," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/10/06/09252231/sosiolog-ungkap-dugaan-warga-percaya-hoaks-hingga-konflik-yahukimo-terjadi

Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke