Salin Artikel

Konsep Sipil-Militer Memandang Keamanan Nasional, serta Pengaruhnya terhadap Kebijakan Luar Negeri

Sebenarnya, masalah ini tidak sederhana namun tidak pula terlalu rumit. Hal tersebut dapat dilihat pada aktivitas keseharian dinamika hubungan sipil-militer dalam kegiatan sebuah pemerintahan.

Namun, tetap saja akan ada persoalan besar ketika perbedaan pandangan terhadap sebuah masalah muncul di permukaan. Perbedaan perspektif atau titik tinjau dalam beberapa masalah selalu akan berbeda antara para politisi dengan pejabat militer.

Perbedaan perbedaan inilah yang sesekali akan berakibat runyam bagi keamanan nasional, yang juga berhubungan erat dengan kebijakan luar negerinya.

Kejadian fatal ketika Pearl Harbor luluh lantak akibat serangan mendadak Divisi Udara Angkatan Laut Kerajaan Jepang adalah sebuah contoh dari perbedaan pandang sipil dan militer.

Pada Februari 1941, Panglima Armada Angkatan Laut Amerika Serikat, Rear Admiral James O Richardson dipecat dari jabatannya. Dia dipecat karena memperotes keputusan Presiden Roosevelt yang menggeser satuan armada Angkatan Laut dari pangkalan induk San Diego ke Pangkalan Depan Pearl Harbor di Hawaii.

Rear Admiral James Richardson mengatakan, gelar kekuatan laut pada remote area yang terbuka seperti Pearl Harbor sangat rawan terhadap serangan udara dan torpedo.

Hanya 10 bulan setelah itu, pada tanggal 7 Desember 1941 Pearl Harbor luluh lantak akibat serangan mendadak Divisi Udara Angkatan Laut Kerajaan Jepang. Perbedaan pendapat sipil-militer yang berakibat runyam.

Berikutnya, Jenderal Douglas Mc Arthur, Panglima Flamboyan dikenal luas dan populer dengan fotonya yang khas memegang pipa, dipecat oleh Presiden Harry S Truman pada era Perang Korea.

Salah satu penyebabnya adalah karena dianggap tidak patuh pada kebijakan yang dikeluarkan oleh administrasi Gedung Putih. Tentu saja setelah sebelumnya mengalami masalah dalam beberapa hal yang menunjukkan banyak perbedaan pendapat.

Dalam kontroversi yang terjadi pada akhir era perang Vietnam, Jenderal Westmoreland atau nama lengkapnya William Childs Westmoreland mantan Panglima Angkatan Perang Amerika Serikat di Vietnam yang kemudian menjadi Kepala Staf US Army menegaskan, "The military don't start wars. Politicians start wars".


Tidak begitu jelas alasan yang sebenarnya, akan tetapi realita yang terjadi adalah pasukan Amerika Serikat pada akhirnya mengundurkan diri dari Vietnam. Pernyataan Sang Jenderal mengindikasikan perbedaan menyolok antara militer dengan politisi dalam menyikapi "perang", dalam hal ini Perang Vietnam.

Terakhir, ada kisah tentang Jenderal McChrystal di Afghanistan. Menjadi menarik, karena baru saja terjadi keluarnya pasukan Amerika Serikat dari Afghanistan yang disusul dengan kembali berkuasanya Taliban.

Lebih menarik lagi karena begitu Taliban berkuasa kembali, maka yang terjadi adalah demikian banyak webinar diselenggarakan di Indonesia. Tentu saja webinar yang membahas tentang Taliban yang berkuasa kembali di Afghanistan.

Saya sendiri sudah lebih dari tiga kali mengikuti webinar yang membahas Taliban dan hasilnya lumayan. Lumayan dalam arti dari kondisi tidak tahu apa apa, tentang apa itu Taliban, sampai dengan sekarang ini saya sudah menjadi agak "ahli" tentang Taliban.

Minggu lalu bahkan saya sudah diundang untuk tampil sebagai pembicara dalam sebuah webinar tentang Taliban. Beruntung webinar itu dibatalkan entah karena apa, namun diperikirakan kalau tidak karena "bosan" mungkin karena konon Keynote Speaker yang membatalkan niat untuk tampil berbicara.

Akhir-akhir ini topik Taliban berkuasa kembali telah menjadi trending topic, selain di panggung webinar juga muncul di berbagai WAG. Seperti biasa, bahwa memang kebanyakan dari kita kerap terlalu sibuk dengan urusan orang lain dibanding dengan urusan yang menjadi tanggung jawabnya sendiri.

Kembali ke kisah Jenderal Stanley A McChrystal, lulusan Akademi Militer Westpoint tahun 1976. Ketika bertugas sebagai panglima pasukan Amerika di Afghanistan, dia dicopot dari jabatannya oleh Presiden Obama.

Penyebabnya, dia dianggap mengkritik kebijakan Gedung Putih dalam hasil wawancaranya yang dimuat di majalah Rolling Stone.


Sengketa Sang Panglima sebagai orang Pentagon dengan administrasi Gedung Putih sebenarnya sudah dimulai sejak awal penugasan. McChrystal menilai dalam analisis strategisnya bahwa jumlah pasukan Amerika Serikat harus ditambah bila ingin berhasil dalam misinya.

Sementara pihak Gedung Putih enggan untuk memenuhi permintaan itu.

Pada surat yang dilayangkan dalam rangka mengundurkan diri dan permohonan maaf kepada Presiden Obama, McChrystal menekankan pendiriannya sebagai berikut: "I have lived by the principles of personal honor and professional integrity".

Dalam hal ini jelas terlihat tentang bagaimana seorang jenderal harus bersikap ketika menghadapi masalah yang beririsan dengan keamanan nasional atau national security.

Tentang apa yang harus menjadi prioritas dalam melihat persoalan yang menyangkut pendapat pribadi versus kebijakan pemerintah. Tentang “country before self” sebagai alumni Westpoint.

Tentang supermasi sipil atas militer dalam struktur pemerintah yang berdasar pada kaidah demokrasi. Sang Jenderal mengundurkan diri dan memohon maaf atas sikapnya, persoalan selesai dalam damai dan terhormat.

Itulah semua beberapa isu menarik dari dinamika yang terjadi dalam hubungan sipil militer pada perjalanan sebuah pemerintahan menyangkut keamanan nasional dan hubungannya dengan kebijakan luar negeri.

https://nasional.kompas.com/read/2021/09/06/19230551/konsep-sipil-militer-memandang-keamanan-nasional-serta-pengaruhnya-terhadap

Terkini Lainnya

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Usai Prabowo Nyatakan Tak Mau Pemerintahannya Digangggu...

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Kloter Pertama Jemaah Haji Berangkat, Menag: Luruskan Niat Jaga Kesehatan

Nasional
Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Ketua KPU yang Tak Jera: Perlunya Pemberatan Hukuman

Nasional
Nasib Pilkada

Nasib Pilkada

Nasional
Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 14 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Soal Prabowo Tak Ingin Diganggu Pemerintahannya, Zulhas: Beliau Prioritaskan Bangsa

Nasional
Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Kemendesa PDTT Apresiasi Konsistensi Pertamina Dukung Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Wilayah Transmigrasi

Nasional
Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Pospek Kinerja Membaik, Bank Mandiri Raih Peringkat AAA dengan Outlook Stabil dari Fitch Ratings

Nasional
Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke