Salin Artikel

Wapres Minta MUI Membuat Peta Dakwah Per Provinsi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali membuat peta dakwah dengan pendekatan per provinsi.

Hal tersebut disampaikan Ma'ruf dalam acara pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) MUI, secara daring, Rabu (25/8/2021).

"Dewan Pertimbangan MUI merekomendasikan supaya kembali peta dakwah dibuat karena itu juga akan mengubah beberapa peta dakwah," ujar Ma'ruf yang juga menjabat Ketua Dewan Pertimbangan MUI.

"Peta dakwah pendekatannya per provinsi sehingga strategi dan langkah-langkah yang akan kita lakukan disesuaikan dengan provinsi," kata dia.

Ma'ruf mengatakan, peta dakwah tersebut penting untuk menentukan beberapa perbaikan, mulai dari segi akidah hingga aspek lainnya.

"Memang sudah ada (perbaikan), tetapi apa masih relevan? Oleh karena itu, setiap periode tertentu kita perlu melakukan verifikasi keadaan lapangan. Seperti apa lapangan yang kita hadapi," kata dia.

Selain itu, ujar Ma'ruf, melakukan verifikasi terkait relevansi masalah juga dibutuhkan. Hal tersebut untuk melihat apakah perbaikan yang telah dilakukan masih relevan atau tidak dengan masalah yang ada.

Bahkan jika perlu, kata Ma'ruf, harus dilakukan penelaahan ulang program mana yang sudah tidak sesuai dan mana yang masih bisa digunakan.

"Jadi jangan kita terlalu hanya menyalin itu-itu saja tugas setiap tahun, copy paste. Program kita tidak boleh copy paste, tetapi berdasarkan peta lapangan yang kita hadapi," ujar dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/25/15273591/wapres-minta-mui-membuat-peta-dakwah-per-provinsi

Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke