Salin Artikel

PB IDI Minta Pemerintah Perhatikan Kesembuhan Pasien, Tak Hanya Genjot Vaksinasi Covid-19

Wakil Ketua Umum PB IDI Slamet Budiarto mengatakan, pemerintah harus menekan angka kematian akibat Covid-19 karena jumlahnya masih terbilang tinggi dalam beberapa waktu terakhir, yakni 1.000 kasus kematian Covid-19 per hari.

"Betul mengejar vaksin, tapi kuratifnya jangan diabaikan karena (angka) kematiannya tinggi sekali, masih di atas 1.000. Jadi kementerian yang terkait adalah harus melalukan upaya untuk menekan angka kematian tadi," kata Slamet dalam diskusi yang ditayangkan akun YouTube MNC Trijaya, Sabtu (21/8/2021).

Slamet mengatakan, vaksinasi hanyalah salah satu strategi dalam penanganan pandemi Covid-19, yakni upaya preventif untuk mencegah terjadinya penularan Covid-19.

Selain preventif, perlu upaya promotif, yakni sosialisasi kepada masyarakat untuk mengubah perilaku mereka dan upaya kuratif untuk mencegah orang sakit meninggal dunia.

"Caranya bagaimana? Ya tadi, SDM-nya harus cukup, logistik kesehatan, obat, oksigen, alkes itu harus cukup. Yang ketiga, bed-nya juga harus cukup. Yang keempat, pembiayaannya juga harus cukup," kata Slamet.

Ia pun mengingatkan, output atau keluaran penanganan pandemi Covid-19 yang sebenarnya adalah menurunnya angka kematian.

"Mau seluruh Indonesia terinfeksi kalau cuma pilek-pilek saja, jadi masalah enggak, tidak akan jadi masalah, tetapi kalau dia sakit, meninggal, itu baru jadi masalah," kata dia.

Oleh karena itu, ia pun mendorong pemerintah untuk tetap menaruh perhatian pada upaya-upaya kuratif dalam menanggulangi pandemi Covid-19 di samping menggencarkan vaksinasi.

"Ayo kita kejar vaksin, ayo kita cegah kematian. Jangan ayo kejar vaksin, kematian biarin ajalah, datanya masih di atas 1.000," ujar Slamet.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/21/13263501/pb-idi-minta-pemerintah-perhatikan-kesembuhan-pasien-tak-hanya-genjot

Terkini Lainnya

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke