Salin Artikel

Survei IPO: Elektabilitas Erick Thohir dan Zulkifli Hasan Ungguli Politisi Pemasang Baliho

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menyoroti kenaikan elektabilitas Menteri BUMN Erick Thohir. 

Pasalnya, bila dibandingkan dengan hasil survei pada April lalu, elektabilitas Erick melonjak tajam berdasarkan hasil survei pada 2-10 Agustus kemarin. Bahkan, elektabilitas Erick hampir mendekati elektabilitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

"Nama-nama yang mulai dimunculkan oleh publik atau mendapat respons oleh publik ini mulai bergeliat. Saya kasih contoh Erick Thohir, dari posisi 0,2 di bulan April survei IPO, dia meningkat tajam menjadi 4,7 persen dan sekarang mendekati Ridwan Kamil," kata Dedi dalam diskusi virtual Polemik MNC Trijaya "Pandemi dan Konstelasi Politik 2024", Sabtu (14/8/2021).

Dalam survei tersebut, Erick berada di peringkat ketujuh. Sementara Ridwan Kamil berada di posisi keenam dengan elektabilitas 6,2 persen.

Peningkatan elektabilitas ini, menurut Dedi, cukup menarik. Hal itu mengingat Erick bukanlah seorang politisi, tetapi elektabilitasnya mampu merangkak naik layaknya tokoh politik.

Bahkan, bila dibandingkan dengan sejumlah tokoh politik yang beberapa waktu terakhir ramai diberitakan memasang baliho secara masif di sejumlah wilayah, elektabilitas mereka masih kalah dibandingkan Erick Thohir. Padahal, Erick tak pernah melakukan promosi untuk pilpres melalui baliho.

"Tanpa harus pasang baliho, tanpa harus pormosi politik dan juga bukan politisi tapi punya elektabilitas cukup progresif," ucapnya.

Menurut Dedi, meningkatnya elektabilitas Erick tak lepas dari upaya yang ia lakukan dalam menangani pandemi Covid-19.

"Ini menunjukkan bahwa Erick Thohir sebagai menteri dan elite, melakukan program-program populis yang dianggap bisa merekatkan hubungan dengan rakyat," katanya.

Sementara itu, tokoh lain yang juga dinilai Dedi elektabilitasnya merangkak naik adalah Zulkifli Hasan. Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menempati posisi 10 dalam survei kali ini dengan persentase 1,9 persen.

Meskipun elektabilitas Zulkifli hanya berada di angka 1 persen, namun ia lebih unggul dari Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang berada di posisi 12 dengan 0,9 persen.

Padahal diketahui, imbuh dia, Puan telah memasang banyak baliho di sejumlah lokasi. Sementara Zulkifli, tak terlihat melakukannya.

"Meski angka masih 1, tapi kan kita membandingkan Zulhas bukan dengan kalangan atau tokoh-tokoh yang sudah dominan, tapi saya membandingkan Zulhas ini dengan tokoh-tokoh yang sama-sama ketum parpol dan juga punya effort kampanye terbuka di luar ruang menebar baliho di mana-mana," ujar Dedi.

"Faktanya, Zulhas masih tetap di atasnya Puan Maharani," imbuh dia.

Meski demikian, diakui Dedi bahwa elektabilitas Zulhas masih berada di bawah Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yaitu 2,5 persen.

Berkaca pada kasus elektabilitas Erick dan Zulhas yang merangkak naik, Dedi menilai bahwa baliho belum efektif untuk menaikkan elektabilitas tokoh.

Pasalnya, dia melihat saat ini publik lebih memperhatikan aktivitas tokoh politik yang mementingkan publik terlebih di masa pandemi.

"Ini bisa saja menandakan bahwa pertama, baliho itu belum efektif dan dikenali oleh publik sebagai promosi diri. Kedua, mungkin ada perpindahan tren publik di mana mereka lebihi memperhatikan aktivitas-aktivitas yang berdampak lebih kepada kepentingan publik, karena kita sedang dalam pandemi," pungkasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2021/08/14/12524911/survei-ipo-elektabilitas-erick-thohir-dan-zulkifli-hasan-ungguli-politisi

Terkini Lainnya

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke