Salin Artikel

Makna dan Pesan dari Maraknya Baliho Puan Maharani...

Meski proses penyelenggaraan tahapannya belum dimulai, namun munculnya banyak nama seperti Ganjar Pranowo, Puan Maharani, Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Sandiaga Uno, Tri Rismaharini (Risma), Prabowo Subianto serta Agus Harimurti Yudhoyono menandakan bahwa nuansa kontestasi begitu kental.

Apalagi, setelah pemerintah menyatakan sikap politiknya untuk tidak melakukan revisi Undang-Undang Pemilu dan Undang-Undang Pilkada, persiapan politik bisa dilakukan jauh sebelum memasuki tahapan pencalonan.

Masing-masing kandidat menggunakan strategi komunikasi politik yang berbeda, ada yang melalui media sosial, silaturami politik serta pemasangan iklan politik berupa baliho. Semuanya itu membuat ruang publik semakin pengap.

Meskipun sebenarnya sah-sah saja melakukan strategi sejak dini, namun yang harus dipahami adalah menjaga agar situasi demokrasi dapat terjaga.

Terlebih dalam situasi darurat seperti ini, ada hal yang jauh lebih substansi untuk diprioritaskan dari kepentingan politik yakni fokus hadapi pandemi.

Oleh karenanya, langkah politik yang diambil haruslah berdasarkan nilai dan etika, bukan menghalalkan segala cara dengan mengabaikan aspek moralitas, norma, hukum serta rasionalitas publik.

Sungguh tak elok di saat kondisi pandemi memburuk, elite politik malah membuat kegaduhan. Padahal, siapa pun belum bisa mengunci kemenangan.

Belum ada satu pun capres yang memperoleh suara signifikan. Kondisi politik yang terjadi masih sangat dinamis.

Politik yang dinamis ini, satu sisi mengharuskan meraih simpati publik, namun sisi lain menjadi keliru tatkala yang dikejar elektabilitas dan popularitas.

Iklan politik, baliho Puan Maharani

Munculnya baliho Puan Maharani yang masif di seluruh wilayah Indonesia telah mengundang perhatian dan menjejali ruang-ruang publik masyarakat.

Peletakannya pun bervariasi, mulai dari yang dipajang secara legal di tempat yang sudah disediakan, titik strategis hingga dipasang pada tiang-tiang listrik dan pepohonan.

Tanggapan dari masyarakat terhadap baliho Puan yang terpampang kian beragam. Ada yang berasumsi pencitraan, menaikkan popularitas, kampanye terlalu dini hingga ada yang beranggapan sampah visual sampai di coret-coret warga dengan ditambahkan kata-kata yang tidak etis.


Baliho Puan Maharani merupakan salah satu produk media komunikasi yang digunakaan dalam iklan politik.

Melalui iklan politik para calon bisa mengkomunikasikan pesan-pesannya, idenya, programnya kepada para calon pemilih (Cangara, 2011). Hal ini juga dilakukan untuk membangun citra positif dan mendongkrak elektabilitas.

Berdasarkan hasil survei, elektabilitas Puan memang cenderung rendah dibandingkan dengan nama lain yang masuk bursa capres.

Bahkan, dalam survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) pada 21-28 Mei 2021 lalu, nama Puan sama sekali tidak masuk dalam kandidat calon presiden.

Citra ramah dan santun ditampilkan dengan mengenakan balutan baju berwarna merah dalam kondisi tersenyum. Foto yang mengesankan keramahan melalui mimik wajah.

Hal ini bukan secara kebetulan, tapi disengaja untuk menampilkan kesan bahwa Ketua DPR RI adalah sosok yang santun, ramah dan dekat pada masyarakat. Melalui foto, ditampilkan sebaik mungkin untuk menarik perhatian publik.

Selain menggunakan media gambar, iklan politik juga menggunakan kata yang dikemas semenarik mungkin untuk menggambarkan sosok Ketua Bidang Politik dan Keamanan DPP PDI-P.

Dalam Baliho Puan Maharani terdapat pesan "Kepak Sayap Kebhinekaan" serta "Jaga Iman, Jaga Imun. Aman dan Amin".

Pesan yang disampaikan tersebut seolah menggambarkan kondisi pandemi Covid-19 dan segala keruwetan penanganannya sehingga butuh adanya kerjasama dan gotong royong. Pesan tersbut bermaksud untuk mempersuasi publik.

Baliho Puan Maharani merupakan bentuk iklan argumen, yakni memperlihatkan kemampuan sebagai wakil rakyat dalam mengatasi problematika Covid-19, serta masuk kategori iklan karena memberi pemahaman mengenai siapa sang kandidat presiden 2024 kepada para calon pemilih (Baukus, 1993).


Makna bagi masyarakat

Masyarakat tentu memiliki pemaknaan terhadap iklan politik atau baliho Puan Maharani berdasarkan pengalaman masa lampau. Pengalaman masa lampau kemudian yang mengkonstruksi pemaknaan masyarakat terhadap iklan.

Sejatinya, agar pesan verbal maupun visual mampu menarik perhatian calon konsumen dan pembeli (dalam iklan politik konsumen atau pembeli adalah masyarakat), maka iklan harus menawarkan eksklusivisme, keistimewaan dan kekhususan yang kemudian dapat memberikan akibat berupa totemisme, pertunjukan pada suatu benda atau merek untuk menemukan jati diri produk barang atau jasa yang akan diperdagangkan. Dengan demikian, iklan harus melekat dalam ingatan publik (Tinarbuko, 2009).

Menurut sebagian masyarakat, baliho Puan Maharani tidak lebih hanya sebatas iklan. Publik memaknai iklan tersebut hanyalah sebatas janji belaka.

Hal ini mereka maknai karena kecenderungan umum para elite politik hanya datang dan memberikan janji dalam menjelang momentum pemilihan serta kepentingan politik.

Realitas itu terus berulang dan mereka alami. Nyaris, bagi masyarakat khususnya kelompok perempuan belum merasakan signifikan dalam memperjuangkan dan mengarusutamakan kepentingan perempuan.

Meskipun iklan politik didesain dengan begitu istimewa, baik dan indah, tetapi keberadaannya tidak tertata dengan baik, sehingga merusak tatanan ruang sosial dan tertib ruang publik.

Iklan membayangkan dunia kemewahan yang serba berkilau dan bercahaya neon serta dunia janji akan kemewahan yang berlimpah, masyarakat pemilih memaknainya sebagai dunia janji akan kemewahan (Arisyeni, 2013).

Jauh di mata, dekat di baliho merupakan cara komunikasi yang kurang efektif. Tidak membuka dan memberikan ruang dialog kepada masyarakat melalui komunikasi. Padahal jalan dialog ini sangat baik apalagi mendengarkan keluh kesah rakyat.

Bukan melalui benda mati yang memperlihatkan narsisme. Bagi pemimpin, dalam level mana pun, mendengarkan adalah keterampilan yang lebih penting dari berbicara dan memasang iklan politik.

Rakyat butuh bukti, tidak hanya sekadar janji manis. Saat ini, mendengarkan masyarakat bisa dilakukan dengan berbagai macam cara. Inovasi dan kreatifitas sangat diperlukan. Komunikasi politik menjadi kunci memenangkan pemilihan.

Cara komunikasi politik serta menjadi kominikator yang baik yang akan punya peluang besar dalam pemilihan dan meraih simpati publik, bukan dengan cara klasik yang tidak memiliki nilai.

https://nasional.kompas.com/read/2021/07/30/18430141/makna-dan-pesan-dari-maraknya-baliho-puan-maharani

Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke