JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengingatkan pentingnya upaya melindungi anak dari stigma akibat keluarga atau orangtua terpapar Covid-19.
Perlindungan tersebut harus diupayakan oleh pegiat gerakan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM).
“Para aktivis PATBM mengupayakan agar anak tidak menjadi stigma dari lingkungan sekitar ketika keluarga atau orangtua anak menjadi korban Covid-19," ujar Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA Nahar, dikutip dari siaran pers, Kamis (15/7/2021).
Nahar mengatakan, peran pegiat atau relawan PATBM makin penting dan dibutuhkan di tengah pandemi Covid-19.
Ia menekankan, aktivis PATBM harus terus bergerak memastikan anak-anak tetap sehat dan tidak terpapar Covid-19, termasuk agar anak tetap aman dan terlindungi dari kekerasan.
"Sebagian besar aktivis juga terlibat menjadi anggota satgas penanggulangan Covid-19 di daerah masing-masing sehingga mereka dapat terjun langsung menjadi agen protokol kesehatan," kata dia.
Selain itu, Nahar menuturkan, PATBM juga dapat berperan sebagai informan yang mengedukasi masyarakat dan menangkal informasi-informasi palsu tentang Covid-19.
Selain itu, pegiat PATB harus memahami tindakan yang harus dilakukan ketika ada anak atau orangtua yang terpapar Covid-19.
Sebab, seluruh prosedur penanganan itu telah dicantumkan dalam protokol untuk mengantisipasi anak-anak dalam situasi keluarganya yang terpapar.
"Mereka terlibat juga dalam tracing dan testing sehingga mereka mencarikan solusi alternatif pengasuhan pada anak yang harus terpisah dengan orangtuanya." ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/07/15/14043291/pegiat-patbm-diminta-lindungi-anak-dari-stigma-akibat-penularan-covid-19