Salin Artikel

Tempat Tidur Pasien Covid-19 di RS Fatmawati Penuh, Awal Juli Akan Ditambah

Padahal, menurut Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUP Fatmawati Azhar Jaya, sebelumnya kapasitas tempat tidur untuk pasien Covid-19 sudah ditambah.

"Sekitar 233 tempat tidur yang kita (siapkan) untuk Covid. Dan kemarin kita sudah tingkatkan menjadi 261 tempat tidur atau kurang lebih sekitar 52 persen dari kapasitas tempat tidur yang ada di tempat kami," kata Azhar dalam konferensi persnya, Kamis (24/6/2021).

"Dan itu juga dalam tanda kutip semuanya full hari ini kecuali untuk NICU dan PICU," lanjut dia.

Selain tempat tidur rawatan, ruang perawatan intensif afau ICU di Rumah Sakit Fatmawati juga sekarang dalam kondisi penuh.

Begitu pula, untuk ruangan isolasi tekanan negatif dan tekanan non-negatif jumlahnya kurang lebih sekitar 151 tempat tidur juga penuh 100 persen.

"Yang ada sisa di tempat kami adalah NICU dan PICU yaitu untuk kegawatdaruratan anak. Di mana kami masih mempunyai satu atau dua tempat tidur yang tersisa," ujarnya.

Demi mengatasi hal tersebut, Azhar pun akan segera meningkatkan kapasitas tempat tidur menjadi 350 tempat tidur atau kurang lebih sekitar 70 persen.

Serta akan mengurangi pasien-pasien umum secara alamiah karena tidak bisa dipulangkan secara paksa.

"Maka kami harapkan sekitar pada awal-awal bulan Juli mungkin sekitar tanggal 1 atau tanggal 2 Juli kami sudah bisa meningkatkan sampai dengan 350 tempat tidur atau kurang lebih 70 persen dari kapasitas tempat tidur yang ada," ungkapnya.

Kendati demikian, Azhar tetap mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Hal itu, kata dia, bisa membantu mengurangi beban tenaga kesehatan yang menangani pasien Covid-19.

"Kami bebannya juga cukup berat sebagai tenaga kesehatan di rumah sakit kami mohon kita semua sama-sama menjaga eehingga kita bisa melewati fase peningkatan ini dengan baik," ujar dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/06/24/21334581/tempat-tidur-pasien-covid-19-di-rs-fatmawati-penuh-awal-juli-akan-ditambah

Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke