Salin Artikel

Puncak Lonjakan Covid-19 Diprediksi Juni, Apa yang Harus Dilakukan?

"Seperti yang saya sampaikan bahwa akhir Juni ini (puncak kasus Covid-19) memang, dan sudah saya sampaikan sejak Januari bahwa 6 bulan ini masa kritis yang kalau kita tidak respons dengan penguatan 3T enggak akan bisa dicegah situasi buruk ini," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/6/2021).

Dicky mengatakan, sejak Januari hingga awal Juni tidak ada perubahan yang signifikan dalam pelaksanaan 3T yaitu pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment).

Ia menilai, kolaborasi antar sektor di pemerintahan tidak fokus di bidang kesehatan tetapi lebih dominan pada sektor ekonomi.

"Ini artinya kita memiliki amunisi atau bekal yang tidak terlalu kuat ya dalam mencegah ledakan kasus akhir Juni ini, terutama dilihat dari pengaruh varian Corona Alpha dan varian Delta yang jauh lebih serius," ujar dia. 

Oleh karena itu, Dicky mengatakan, angka kematian akibat Covid-19 harus diantisipasi agar tidak menimbulkan kekacauan di fasilitas pelayanan kesehatan.

Ia juga mengatakan, mitigasi harus dilakukan agar lonjakan kasus Covid-19 seperti yang dialami India tidak terjadi di Indonesia.

"Potensi itu ada, walaupun mungkin enggak sedrastis India ya harapan saya, tapi mendekati atau menyerupai akan ada potensinya," ucap dia.

Lebih lanjut, Dicky mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 tidak bisa dihindari.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah daerah harus memperkuat 3T dan mengedukasi masyarakat agar patuh menerapkan protokol kesehatan.

"Jadi yang bisa kita lakukan daerah-daerah jangan menahan testing 3T lakukan dan masyarakat diliterasi pandemi ini dan diperkuat 3M-nya," kata dia.

Kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan beberapa hari terakhir.

Koordinator Bidang Data dan IT Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, sebanyak 22 provinsi mengalami kenaikan kasus aktif Covid-19

Kenaikan itu terjadi selama tujuh hari terakhir hingga 12 Juni 2021.

"Pada saat ini tujuh hari terakhir kita memang melihat adanya tren kenaikan kasus aktif di 22 provinsi. Anggap saja ini sebagai lampu kuning," ujar Dewi dikutip dari tayangan rapat koordinasi penanganan Covid-19 nasional melalui YouTube Pusdalops BNPB, Senin (14/6/2021).

Adapun 22 provinsi yang mengalami kenaikan tersebut yakni, Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta.

Kemudian, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Banten, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua.

Selain itu, kata Dewi, 12 provinsi lain mengalami tren penurunan kasus aktif Covid-19 dalam tujuh hari terakhir.

Keduabelas provinsi itu adalah Riau, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Papua Barat.

Dewi mengatakan, angka keterpakaian di RS rujukan Covid-19 secara nasional saat ini sebesar 49 persen.

Secara umum, kata dia, di seluruh provinsi tidak ada yang mengalami keterisian RS hingga di atas 70 persen.

"Tetapi terdapat tujuh provinsi dengan keterisian RS rujukan ntara 50 sampai 70 persen," tutur Dewi.

https://nasional.kompas.com/read/2021/06/15/19575901/puncak-lonjakan-covid-19-diprediksi-juni-apa-yang-harus-dilakukan

Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke