Kondisi ini diakibatkan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten tersebut.
"Jadi sekitar 70 persen sudah terisi," kata Nunuk dalam diskusi secara virtual, Kamis (10/6/2021).
Nunuk mengatakan, setelah libur Lebaran 2021 jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Bangkalan bertambah dua kali lipat.
Ia mengatakan, rata-rata pasien Covid-19 yang datang ke RSUD untuk menjalani perawatan mengalami kondisi yang buruk, hanya sedikit dengan kondisi ringan.
"Rata-rata pasien yang datang ini dengan kondisi yang cukup buruk ya, terjadi penurunan kesadaran, ada yang sesak berat, sedikit sekali yang kasus ringan, jadi pasien yang datang ke kami rata-rata kondisi yang sudah terlambat," ujarnya.
"Ini membuat kami panik karena IGD kita penuh, ruang rawat inap yang kita sediakan untuk isolasi juga penuh," tuturnya.
Menurut Nunuk, salah penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan karena kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan masih rendah baik di perdesaan dan perkotaan.
Selain itu, kasus Covid-19 di Bangkalan banyak terjadi pada klaster keluarga.
"Di Bangkalan ini memang banyak sekali terjadi klaster keluarga, dalam keluarga ada yang meninggal 2-3 orang ini banyak terjadi di Bangkalan," ucapnya.
Lebih lanjut, Nunuk menambahkan, sebanyak 17 orang tenaga kesehatan (nakes) terpapar Covid-19 di RSUD Bangkalan.
Sementara, sebanyak 10 orang tenaga administrasi RSUD Bangkalan terinfeksi Covid-19.
Ia mengatakan, sudah melaporkan seluruh kondisi yang dialami RSUD Bangkalan kepada Pemerintah Daerah agar segera diberikan bantuan.
"Dan alhamdulillah Senin itu kita dapat bantuan banyak dari kemenkes, di antaranya kita mendapatkan alat kesehatan sekitar 30 unit, kemudian obat-obatan dan lain-lain, kita juga dibantu oleh RS sekitar di Surabaya," pungkasnya.
https://nasional.kompas.com/read/2021/06/10/21342871/rsud-bangkalan-rata-rata-pasien-covid-19-datang-dengan-kondisi-buruk