Hal tersebut disampaikan Ma'ruf di acara halalbihalal DPP Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo), Jumat (28/5/2021).
Menurut Ma'ruf, roadmap tersebut diterbitkan untuk mendorong optimalisasi peran industri perbankan syariah di Indonesia.
"Pemerintah menyambut baik dan mengharapkan road map ini dapat benar-benar memberikan arah dan menyelaraskan langkah pengembangan industri perbankan syariah ke depan," ujar Ma'ruf dalam sambutannya.
Ma'ruf mengatakan, road map tersebut disusun dengan mempertimbangkan berbagai isu strategis, situasi dan kondisi, peluang dan tantangan terkini.
Ada beberapa isu strategis yang dinilai menjadi penghambat pertumbuhan perbankan syariah nantinya.
Antara lain, belum adanya diferensiasi model bisnis yang signifikan, kualitas sumber daya manusia (SDM) dan teknologi yang kurang optimal, serta indeks inklusi dan literasi yang masih rendah.
"Di sisi lain, sejumlah faktor pendukung memberikan peluang bagi pengembangan industri perbankan syariah ke depan," kata dia.
"Antara lain pesatnya kemajuan teknologi dan digitalisasi termasuk yang diakselerasi oleh kondisi pandemi Covid-19," ucap Ma'ruf.
Ini termasuk juga pertumbuhan ekonomi syariah seperti industri halal dan bisnis syariah serta semakin bertumbuhnya kesadaran beragama di masyarakat.
Dengan demikian, kata dia, visi road map perbankan syariah 2020-2025 adalah mewujudkan perbankan syariah yang berdaya tahan (resilient), berdaya saing tinggi, dan berkontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional dan pembangunan sosial.
Adapun data OJK per Desember 2020 menunjukkan bahwa aset perbankan syariah tumbuh sebesar 13,11 persen (yoy).
Kemudian ditopang pertumbuhan Pembiayaan yang Disalurkan (PYD) sebesar 8,08 persen persen (yoy) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11,88 persen (yoy).
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/28/18132431/wapres-harap-road-map-perbankan-syariah-2020-2025-ojk-berikan-arahan