Salin Artikel

Wacana Peleburan Kemendikbud-Kemenristek dan Nasib Sejarah Perjuangan Bangsa...

Konon kabarnya, akan dibentuk kementerian baru bernama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, yang merupakan hasil peleburan Kementerian Riset dan Teknologi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan.

Tentu saja banyak bermunculan respon yang sangat menyayangkan "lenyapnya" Kemenristek, seiring dengan sudah lama diketahui secara luas tentang betapa kecilnya anggaran yang tersedia untuk kegiatan penelitian dan pengembangan pada strata nasional di negeri ini.

Indonesia sudah lama dikenal sebagai sebuah negara besar dengan anggaran research and development yang sangat kecil, bahkan jika dibandingkan dengan negara kecil di kawasan Asia Tenggara.

Apa pun yang menjadi pertimbangan, tentunya pemerintah sudah memiliki kalkulasi tersendiri dalam mengambil keputusan penting tersebut. Mudah-mudahan.

Bergabungnya dua kementerian menjadi satu, tentu saja akan menyebabkan banyak dilakukan penyesuaian. Antara lain, berhubungan dengan ketersediaan anggaran.

Sekitar era 1980-an kita mengenal kementerian yang kala itu bernama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ini terdapat salah satu direktoratnya yang bernama Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.

Apakah sekarang masih ada Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional? Wallahu'alam.

Yang cukup menarik adalah pada 1985 Departemen Pendidikan dan kebudayaan mengelola berbagai proyek yang salah satunya adalah Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional (Proyek IDSN).

Tugas proyek ini di antaranya adalah mengerjakan penulisan biografi tokoh tokoh yang telah berjasa dalam masyarakat.

Pengertian tokoh dalam proyek tersebut dikatakan sebagai seseorang yang telah berjasa atau berprestasi di dalam meningkatkan dan mengembangkan pendidikan, pengabdian, ilmu pengetahuan, keolahragaan dan seni budaya nasional di Indonesia.

Direktur Jenderal Kebudayaan ketika itu dijabat oleh Prof Dr Haryati Soebadio, menjelaskan bahwa Proyek IDSN yang berada pada Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan telah berhasil menerbitkan seri buku biografi dan kesejarahan.


Buku-buku tersebut adalah merupakan hasil dari kerja sama antara para penulis dengan tenaga-tenaga di dalam proyek IDSN.

Ketika itu Prof Haryati Soebadio berharap dengan terbitnya buku-buku pada proyek tersebut maka akan dapat ditambah sarana penelitian dan kepustakaan yang sangat diperlukan untuk pembangunan bangsa dan negara, khususnya pembangunan kebudayaan.

Buku-buku yang diterbitkan dalam rangka Proyek IDSN itu sayangnya tidak diperdagangkan. Bahkan, dinyatakan dengan tegas dan jelas pada Lembar Pertama buku berupa tulisan di kanan atas: "Milik Depdikbud, Tidak Diperdagangkan".

Dengan demikian, maka tidak diketahui apakah ketika itu buku-buku tersebut dibagikan ke lembaga-lembaga pendidikan atau hanya menjadi perbendaharaan pada Perpustakaan Depdikbud.

Secara kebetulan saya masih menyimpan salah satu buku keluaran Depdikbud yang berkait dengan proyek IDSN. Buku ini saya peroleh dari Almarhum Bapak Saleh Basarah, Kepala Staf Angkatan Udara di era tahun 1970-an yang juga mantan Duta Besar Republik Indonesia di Kerajaan Inggris.

Buku tersebut berjudul: Marsekal Suryadi Suryadarma yang ditulis oleh Sutrisno.

Ketika itu Pemimpin Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah adalah Drs M Soenjata Kartadarmaja. Buku ini menjadi sangat menarik, karena salah satu nara sumber dari isi buku berasal dari serangkaian wawancara dengan Ny Utami Suryadarma sekitar Mei 1984 di kediaman beliau.

Selain dengan isteri Almarhum, wawancara juga dilaksanakan dengan salah seorang putra beliau, Erlangga Suryadarma.

Tidak hanya berisi uraian yang sangat berharga dalam sebuah penulisan sejarah, dalam buku ini pun tercantum pada lampirannya beberapa copy dokumen asli dari beberapa surat keputusan.


Misalnya, dalam Lampiran 6 buku tersebut tercantum Penetapan Pemerintah 1946 Nomor 6/SD tertanggal 9 April 1946. Isinya antara lain adalah sebagai berikut :

ANGKATAN OEDARA. Pembentukan Tentara Repoeblik Indonesia Angkatan Oedara dengan Soesoenanja.

Presiden Repoebleik Indonesia , Memoetoeskan Membentoek Tentara Repoebleik Indonesia Angkatan Oedara.

Mengangkat menjadi Kepala Staf Tentara Repoebleik Indonesia Angkatan Oedara R. Soeriadi Soeriadarma.

Menetapkan pangkat Kepala Staf Tentara Repoeblik Indonesia Angkatan Oedara menjadi KOMODORE OEDARA (DJENDERAL MAJOR).

Ditetapkan di Jogjakarta Pada tanggal 9 April 1946.

Ditandatangani oleh Presiden Repoeblik Indonesia , Soekarno dan Menteri Pertahanan Amir Sjarifoedin.

Selain itu terdapat juga copy dari beberapa ijazah Suryadarma, antara lain keputusan tanda lulus dari Akademi Militer Belanda tertanggal 23 September 1931 yang ditandatangani oleh Sekjen Kemhan Kerajaan Belanda CP van Ginkel.

Demikianlah sebuah buku yang sarat dengan nilai sejarah dan merupakan produk sebuah proyek bernama Proyek IDSN dari Depdikbud pada 1985.

Mudah-mudahan kita semua berharap, di tengah merebaknya isu dileburnya Kemenristek dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tidak akan menghilangkan tugas dan fungsi pokok salah satu direktoratnya yang bertugas mengabadikan literasi sejarah perjuangan bangsa.

Semoga.

https://nasional.kompas.com/read/2021/04/19/16545231/wacana-peleburan-kemendikbud-kemenristek-dan-nasib-sejarah-perjuangan-bangsa

Terkini Lainnya

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

DKPP Gelar Sidang Perdana Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Rabu Besok

Nasional
4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

4 Wilayah di Bali Jadi Kabupaten Lengkap, Menteri ATR/BPN AHY: Semoga dapat Perkuat Semangat Investasi

Nasional
Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Kemenkes Ungkap Belum Semua Rumah Sakit Siap Terapkan KRIS

Nasional
Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Ahli Sebut Tol MBZ Masih Sesuai Standar, tapi Bikin Pengendara Tak Nyaman

Nasional
Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Ahli Yakin Tol MBZ Tak Akan Roboh Meski Kualitas Materialnya Dikurangi

Nasional
Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Tol MBZ Diyakini Aman Dilintasi Meski Spek Material Dipangkas

Nasional
Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Jet Tempur F-16 Kedelepan TNI AU Selesai Dimodernisasi, Langsung Perkuat Lanud Iswahjudi

Nasional
Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Kemensos Siapkan Bansos Adaptif untuk Korban Bencana Banjir di Sumbar

Nasional
Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Ahli Sebut Proyek Tol MBZ Janggal, Beton Diganti Baja Tanpa Pertimbangan

Nasional
Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Jokowi Kembali ke Jakarta Usai Kunjungi Korban Banjir di Sumbar

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98: Kami Masih Ada dan Akan Terus Melawan

Nasional
Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Dewas KPK Sudah Cetak Putusan Etik Ghufron, tapi Tunda Pembacaannya

Nasional
Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Anggota Komisi VIII Kritik Kemensos karena Tak Hadir Rapat Penanganan Bencana di Sumbar

Nasional
PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

PAN Tak Mau Ada Partai Baru Dukung Prabowo Langsung Dapat 3 Menteri

Nasional
Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Ahli Sebut Keawetan dan Usia Tol MBZ Berkurang karena Spesifikasi Material Diubah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke