Berdasarkan penelusuran Kompas.com, iklan tersebut muncul di akun Instagram dengan nama pengguna @kristohouse.
Adapun rumah milik Ahmad Subardjo merupakan kantor pertama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Indonesia.
Pada medio 2016 lalu, saat mengunjungi rumah tersebut dalam perayaan HUT Kemenlu ke 71 tahun, Menlu Retno Marsudi, bercerita kepada para jurnalis, tentang pentingnya keberadaan rumah tersebut, beserta cerita sejarah yang ada didalamnya.
Dari keterbatasan
Saat itu, Retno menceritakan, Soebardjo mengubah ruang kerja pribadinya menjadi kantor Kemenlu.
Achmad Soebardjo, menurut cerita Retno, memulai kerjanya sebagai Menlu pertama Indonesia sendirian.
Awalnya, ia tidak memiliki pegawai dan berbagai fasilitas pendukung seperti alat-alat kantor.
Setelah itu, Subardjo kemudian memasang iklan di harian Asia Raya dengan kalimat “Siapakah yang ingin menjadi pegawai Departemen Luar Negeri?”.
Hanya dalam waktu satu hari, Subardjo kemudian mendapatkan 10 orang pegawai. Lima orang ia tugasi menjadi sekretaris, dan lima lainnya menjadi petugas administrative.
“Soebardjo melakukan proses rekrutmen untuk mencari staf yang dapat membantu. Dalam satu hari dia mendapatkan 10 orang yang mau mendaftarkan diri sebagai staf,” cerita Retno.
Mencari pengakuan internasional
Retno juga mengatakan bahwa tugas pertama Menlu Subardjo adalah menyebarkan seluas-luasnya informasi tentang kemerdekaan Indonesia ke berbagai negara.
Tugas itu penting dilakukan mengingat sebagai negara baru, Indonesia membutuhkan pengakuan internasional. Tanpa pengakuan itu, Indonesia tidak akan bisa berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Proses penyebaran informasi dan langkah diplomasi untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan itu dilakukan Subardjo dari kediamannya itu.
“Langkah diplomasi Indonesia merdeka dimulai dari rumah ini. Tugas pertama bapak Ahmad Subardjo saat itu mendapatkan pengakuan dan dukungan untuk Indonesia. Tentunya informasi kemerdekaan disampaikan seluasnya kepada seluruh negara di dunia,” papar Retno.
Retno menyebut Soebardjo menjadi salah satu tokoh penting yang memberikan inspirasi pada generasi penerusnya.
“Kontribusi Ahmad Subardjo memberikan inspirasi bagi generasi penerus dan mengajarkan pentingnya ide sebagai pondasi berdirinya RI,” jelasnya.
Adapun rumah bersejarah yang berada di Jalan Cikini Raya 80, Jakarta Pusat itu, diketahui pernah dikunjungi sejumlah tokoh-tokoh besar era kemerdekaan seperti Soekarno, Muhammad Hatta, Sutan Sjahrir hingga Tan Malaka.
Berdasarkan iklan di akun Instagram @kristohouse, rumah itu berdiri di atas tanah seluas 2.916 meter persegi, dengan luas bangunan 1.676 meter persegi. Bekas rumah Subardjo itu dijual dengan harga Rp 200 miliar.
Saat dikonfrimasi Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah menyebut bahwa rumah milik Subardjo bukan milik pemerintah. Faizasyah mengatakan bahwa rumah tersebut milik ahli waris Ahmad Subardjo.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/13/16115731/rumah-achmad-soebardjo-rekam-sejarah-dan-perjuangan-diplomasi-ri