Salin Artikel

Sekolah Tatap Muka Segera Dimulai, Epidemiolog: Silakan, tetapi 3 Jam Per Minggu

Namun, Pandu mengingatkan, pembelajaran tatap muka ini tidak sama seperti pembelajaran tatap muka sebelum masa pandemi Covid-19.

"Konsep pembelajaran tatap mukanya bukan konsep tatap muka zaman dulu harusnya. Jadi, persiapannya harus kompleks, yang saya lihat kurikulumnya belum matang," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Selasa (6/4/2021).

Pandu mengatakan, pembelajaran tatap muka terbatas selama pandemi bisa dilakukan dengan durasi belajar 2-3 jam per minggu.

Selain itu, ruang belajar di sekolah harus memiliki ventilasi yang terbuka. Sebab, ruang tertutup lebih berisiko terjadinya penularan virus corona.

"Kalau mau dibuka silakan tatap muka, tapi 3 jam per minggu enggak usah seharian. Kalau enggak kuat 3 jam, ya 2 jam," kata Pandu.

"Dan kondisi sekolah harus dilihat kebanyakan sekolah modern kan pakai AC, nah itu harus diperbaiki harus ada ventilasi yang terbuka, itu jauh mengurangi risiko," ujarnya.

Pandu juga mengatakan, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) harus berkoordinasi dengan pelayanan kesehatan seperti Puskemas atau Dinas Kesehatan untuk memberikan pelayanan testing Covid-19 secara berkala.

"Itu hanya bisa dilakukan Dinkes atau Puskemas yang menaungi sekolah-sekolah di sana. Ini yang belum terlihat integrasi antara UKS dengan sistem pendidikan yang mau dibuka," ucapnya.

Lebih lanjut, Pandu mengatakan, selama pembelajaran tatap muka terbatas, pemerintah daerah (Pemda) dan Kemenkes harus memperkuat survelains, testing dan pelacakan agar apabila ada kasus Covid-19 dapat segera diketahui.

Ia juga mengingatkan pemda tidak memaksakan daerahnya untuk kembali membuka pembelajaran tatap muka.

"Kepala daerah itu sering kali 'Oh daerah kami sudah siap', bukan begitu, ini bukan kompetisi, kita tahu tahu bahwa anak-anak ini kehilangan peluang, kehilangan waktu, sekarang kita harus identifikasi anak-anak selama daring ini kemampuan apa yang kurang," ujar Pandu.


Sebelumnya diberitakan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dapat dilakukan saat ini tanpa harus menunggu bulan Juli 2021.

Pasalnya, menurut dia, surat keputusan bersama (SKB) empat menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 yang diumumkan pada Selasa (30/3/2021) telah berlaku.

"SKB ini sudah berlaku. Tidak perlu menunggu Juli 2021 untuk melakukan PTM terbatas," kata Nadiem dalam keterangannya, Senin (5/4/2021).

Nadiem juga mengimbau kepada seluruh satuan pendidikan, yaitu guru dan tenaga pendidik, yang sudah divaksinasi segera membuka opsi PTM terbatas.

Bahkan, Nadiem mengatakan sekolah juga dapat menggelar PTM sesuai dengan persyaratan yang ada meskipun masih ada tenaga kependidikan yang belum divaksinasi Covid-19.

"Satuan pendidikan yang sudah ataupun dalam proses melakukan PTM terbatas walau pendidik dan tenaga kependidikannya belum divaksinasi tetap diperbolehkan melakukan PTM terbatas selama mengikuti protokol kesehatan dan sesuai izin pemerintah daerah," ucapnya.

https://nasional.kompas.com/read/2021/04/06/10093211/sekolah-tatap-muka-segera-dimulai-epidemiolog-silakan-tetapi-3-jam-per

Terkini Lainnya

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke