Pada Senin (5/4/2021) pukul 12.00 WIB, pemerintah mencatat ada penambahan 3.712 kasus baru Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam terakhir.
Penambahan itu membuat total kasus Covid-19 di Tanah Air kini mencapai 1.537.967 orang, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020 lalu.
Adapun angka tersebut diperoleh data yang dirilis Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Senin sore.
Berdasarkan data yang sama, jumlah pasien Covid-19 yang sembuh dalam 24 jam terakhir bertambah 5.800 orang sehingga jumlah total pasien Covid-19 yang telah dinnyatakan sembuh sebanyak 1.381.677.
Namun, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia juga masih bertambah sebanyak 146 orang dalam periode waktu yang sama.
Dengan penambahan tersebut, angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia telah mencapai 41.815 orang sejak awal pandemi.
Adapun jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini berjumlha 114.475 kasus.
Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif Covid-19 dan menjalani perawatan di rumah sakit atau isolasi mandiri.
Sementara itu, jumlah kasus suspek terkait Covid-19 kini berjumlah 61.133 orang.
Perkembangan Baik
Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto mengklaim, kasus aktif Covid-19 di Indonesia menunjukkan perkembangan lebih baik karena angkanya berada di bawah rata-rata dunia.
"Di Indonesia kasus aktifnya sudah single digit atau 7,61 persen di mana global 17,29 persen," kata Airlangga dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin.
Selain kasus aktif, kata Airlangga, angka kesembuhan pasien Covid-19 juga menunjukkan tren yang membaik.
Menteri Koordinator Perekonomian itu menyebut, angka kesembuhan nasional mencapai 89,68 persen, lebih tinggi dibandingkan angka kesembuhan dunia sebesar 80,53 persen.
Namun, ia mengakui, angka kematian pasien Covid-19 di Indonesia yang sebesar 2,72 persen masih di atas rata-rata dunia yaitu 2,18 persen.
Vaksinasi Melambat
Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, laju vaksinasi ke depan diperkirakan tidak akan secepat sebelumnya imbas berkurangnya pasokan vaksin Covid-19 untuk Indonesia.
"Laju vaksinasinya mohon maaf, agak kita atur kembali, sehingga kenaikannya (penambahan orang yang divaksin) tidak secepat sebelumnya," ujar Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Senin.
"Karena memang vaksinnya yang berkurang suplainya," kata dia.
Ia menjelaskan, suplai vaksin terkendala karena sejumlah negara di Eropa, Asia, hingga Amerika selatan tengah mengalami lonjakan ketiga kasus aktif Covid-19.
Akibatnya, negara-negara yang memproduksi vaksin di lokasi tersebut mengarahkan agar vaksinnya tidak keluar.
"Hanya boleh dipakai di negara masing-masing. Ini mempengaruhi ratusan negara di dunia termasuk Indonesia," ujar Budi.
Ia menuturkan, Indonesia sedianya memiliki 15 juta dosis vaksin pada Maret dan memperoleh kiriman 15 juta dosis vaksin lagi pada April sehingga Indonesia memperoleh 30 juta dosis vaksin pada Maret dan April.
Namun, akibat embargo vaksin tersebut, Indonesia hanya mendapat 20 juta dosis vaksin.
Keterbatasan suplai vaksin tersebut membuat pemerintah akan memprioritaskan vaksinasi untuk masyarakat lanjut usia atau di atas usia 59 tahun pada April ini.
Alasannya, risiko kematian pada lansia yang terpapar Covid-19 lebih tinggi.
"Kalau kita lihat yang masuk ke rumah sakit, yang wafat untuk non-lansia hanya sekitar 10 persen dari total yang masuk, tetapi kalau lansia hampir tiga kalinya," kata Budi.
Apabila stok vaksin lansia mencukupi dan masih ada sisa, maka vaksin akan digunakan untuk kalangan guru.
Vaksinasi kepada guru ditargetkan tuntas pada Juni supaya pembelajaran tatap muka dapat dimulai pada Juli.
Adapun hingga Senin, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis kedua telah mencapai 4.149.587 orang.
Sementara, jumlah masyarakat yang sudah divaksinasi dosis pertama berjumlah 8.772.081 orang.
Penerima vaksin tersebut terdiri dari masyarakat kalangan tenaga kesehatan, petugas publik, dan lansia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/06/07040091/update-kasus-positif-covid-19-masih-bertambah-vaksinasi-bakal-melambat