Pasalnya, menurut Tomi, isu tersebut telah mengerek popularitas dan favorabilitas Partai Demokrat dan ketua umumnya, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Jadi ini mungkin yang disebut sebagai blessing in disguise. Jadi tekanan tantangan pada Partai Demokrat ini justru melambungkan popularitas dan favorabilitas Partai Demokrat dan juga melambungkan popularitasnya dan favorabilitasnya AHY," kata Tomi dalam sebuah webinar, Senin (5/4/2021).
Tomi menuturkan, saat ini, pengurus dan kader Demokrat di daerah-daerah tengah menikmati dukungan dan simpati dari publik.
Tomi mengatakan, hal itulah yang harus dikonversi oleh Partai Demokrat menjadi dukungan pada Pemilu 2024 mendatang.
"Ini momen bagi Partai Demokrat untuk memperluas kolaborasi dengan masyarakat sipil dengan juga masuk kepada isu-isu lain yang terkait dengan penguatan politik dan demokrasi di Indonesia," kata dia.
Di samping itu, kata Tomi, isu KLB juga menjadi momen konsolidasi Partai Demokrat karena munculnya sosok yang dijadikan musuh bersama.
"Kembali, blessing in disguise dari peristiwa ini adalah penguatan soliditas di antara para kader karena ketika ada common enemy maka seluruh organisasi itu menjadi lebih mudah untuk menjadi solid," kata dia.
Tomi pun mengaku optimistis kondisi-kondisi tersebut dapat dimanfaatkan oleh Partai Demokrat untuk mendapat perolehan suara yang lebih tinggi pada Pemilu 2024 mendatang.
https://nasional.kompas.com/read/2021/04/05/20315981/demokrat-anggap-peristiwa-klb-deli-serdang-sebagai-blessing-in-disguise