Salin Artikel

Ini Alasan Pemerintah Buka Pembelajaran Tatap Muka Secara Terbatas Juli 2021

Hal tersebut menyusul diterbitkannya surat keputusan bersama (SKB) 4 menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Coid-19).

Berdasarkan keterangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, setidaknya ada dua alasan mengapa kebijakan pembelajaran tatap muka secara terbatas dilakukan.

Pertama adalah vaksinasi para pendidik dan tenaga pendidik.

Kedua adalah mencegah lost of learning karena kondisi pendidikan di Indonesia sudah tertinggal dari negara lain selama pandemi ini.

Nadiem mengatakan, sedianya sejak Juli 2020 telah ada SKB 4 Menteri tentang pembelajaran tatap muka yang diperbolehkan di wilayah zona hijau dan kuning Covid-19.

Bahkan pada Januari 2021, seluruh daerah sudah diperbolehkan menerapkan pembelajaran tatap muka yang keputusannya ada di pemerintah daerah (pemda) masing-masing.

"Tapi kenyataannya realita di lapangan, hanya sekitar 22 persen dari total sekolah kita yang melakukan pembelajaran tatap muka," kata Nadiem di acara Pengumuman Keputusan Bersama 4 Menteri tentang Panduang Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, Selasa (30/3/2021).

"Jadi kami sekali lagi imbau apalagi buat daerah-daerah yang sangat sulit sinyal, sulit pembelajaran jarak jauh (PJJ), sulit tidak punya gawai, ini tanggung jawab setiap pemda pastikan tatap muka terjadi untuk anak-anak yang paling sulit melaksanakan PJJ," lanjut Nadiem.

Namun karena masih kurang, kata dia, maka pemerintah pusat pun mendorong lebih jauh lagi dengan menerbitkan SKB 4 Menteri agar kegiatan pembelajaran tatap muka digelar pada Juli 2021.

Terlebih dengan sudah digelarnya vaksinasi sehingga kesempatan untuk mempercepat pembelajaran tatap muka pun bisa dilakukan.

Vaksinasi Covid-19 bagi pendidik dan tenaga kependidikan ditargetkan rampung pada Juni 2021.

Pendidik dan tenaga kependidikan menjadi kelompok yang diprioritaskan pemerintah mendapatkan vaksinasi tersebut.

Dengan demikian, maka pada Juli 2021, pembelajaran tatap muka secara terbatas pun bisa digelar.

Menurut Nadiem, kondisi pendidikan Indonesia saat ini, tertinggal dari negara-negara lain. Setidaknya sudah 85 persen negara-negara di Asia Timur dan Pasifik yang melakukan pembelajaran tatap muka.

"Berbagai macam pihak pakar dunia seperti Bank Dunia, WHO, dan UNICEF semuanya sepakat bahwa penutupan sekolah bisa menghilangkan pendapatan hidup satu generasi. Lost of learning ini real dan risiko yang dampaknya permanen. Indonesia sudah satu tahun, mayoritas sekolahnya hampir tidak tatap muka. Ini sudah relatif terlalu lama," tutur Nadiem.

Ia mengatakan, penutupan sekolah yang lama tidak hanya berdampak pada pembelajaran tetapi juga pada perkembangan dan kesehatan mental para siswanya.

Termasuk adanya kondisi orangtua yang kesulitan dalam hal ekonomi tetapi harus mengurus pendidikan anaknya.

Tak hanya itu, kata Nadiem, di Indonesia juga muncul tren yang sangat mengkhawatirkan akibat pandemi Covid-19, yakni anak-anak yang putus sekolah.

"Kita lihat penurunan capaian pembelajaran, apalagi di daerah-daerah yang akses dan kualitasnya tidak tercapai, kesenjangan ekonomi bisa lebih besar. Kita melihat juga banyak orangtua yang tidak melihat peranan sekolah, banyak anaknya ditarik keluar dari sekolah," kata dia.

Berdasarkan alasan itu pula lah pemerintah mengambil tindakan tegas agar hal tersebut tidak terjadi, yakni dampak permanen dan satu generasi menjadi terbelakang atau tertahan perkembangan dan kesehatan mentalnya.

Nadiem mengatakan, riset juga telah membuktikan dan data di seluruh dunia menunjukkan bahwa pendidik dan tenaga pendidik lebih rentan kena Covid-19 dibandingkan murid-muridnya.

Kelompok usia 3-18 tahun, kata dia, memiliki tingkat mortalitas yang sangat rendah dibandingkan kelompok usia lainnya. Begitu pun rate infeksi pada anak terutama di bawah 18 tahun secara umum.

Nadiem menuturkan, infeksi Covid-19 pada anak umumnya bergejala ringan.

Secara data dunia, anak memiliki kerentanan jauh lebih rendah terhadap infeksi Covid-19 dibandingkan orang dewasa.

Mereka juga kecil kemungkinan menularkan infeksinya dibandingkan orang dewasa.

"Semua ini alasan di berbagai macam negara yang kasus infeksi Covid-19 tinggi, sekolah sudah mulai tatap muka," ucap dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/03/30/16021421/ini-alasan-pemerintah-buka-pembelajaran-tatap-muka-secara-terbatas-juli-2021

Terkini Lainnya

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Sekjen PDI-P: Bung Karno Tidak Hanya Milik Rakyat Indonesia, tapi Bangsa Dunia

Nasional
Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa “Rogoh Kocek” Pribadi untuk Renovasi Kamar Anak SYL

Nasional
Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Sebut Ada 8 Nama untuk Pilkada Jakarta, Sekjen PDI-P: Sudah di Kantongnya Megawati

Nasional
Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Gus Muhdlor Cabut Gugatan Praperadilan untuk Revisi

Nasional
KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

KPU Sebut Faktor Kesiapan Bikin Calon Independen Batal Daftar Pilkada 2024

Nasional
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Jemaah Haji Tinggalkan Hotel untuk Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Pakar: Ada 1 Opsi Ubah UU Kementerian Negara, Ajukan Uji Materi ke MK tapi...

Nasional
Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Suhu Madinah Capai 40 Derajat, Kemenag Minta Jemaah Haji Tak Paksakan Diri Ibadah di Masjid Nabawi

Nasional
MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

MKMK Diminta Pecat Anwar Usman Usai Sewa Pengacara KPU untuk Lawan MK di PTUN

Nasional
Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Lewat Pesantren Gemilang, Dompet Dhuafa Ajak Donatur Lansia Jalin Silaturahmi dan Saling Memotivasi

Nasional
Hari Pertama Penerbangan Haji, 4.500 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Pertama Penerbangan Haji, 4.500 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
Jokowi Ajak Masyarakat Sultra Doa Bersama supaya Bantuan Beras Diperpanjang

Jokowi Ajak Masyarakat Sultra Doa Bersama supaya Bantuan Beras Diperpanjang

Nasional
World Water Forum Ke-10, Ajang Pertemuan Terbesar untuk Rumuskan Solusi Persoalan Sumber Daya Air

World Water Forum Ke-10, Ajang Pertemuan Terbesar untuk Rumuskan Solusi Persoalan Sumber Daya Air

Nasional
Syarat Sulit dan Waktu Mepet, Pengamat Prediksi Calon Nonpartai Berkurang pada Pilkada 2024

Syarat Sulit dan Waktu Mepet, Pengamat Prediksi Calon Nonpartai Berkurang pada Pilkada 2024

Nasional
MKMK Sudah Terima Laporan Pelanggaran Etik Anwar Usman

MKMK Sudah Terima Laporan Pelanggaran Etik Anwar Usman

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke