"Para pemuka agama ini kami berharap dapat memberikan suatu pemahaman yang jernih kepada seluruh umat, sehingga tidak mudah terprovokasi," kata Boy dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi III DPR, Senin (22/3/2021).
"Karena tentu kita sepakat bahwa terorisme adalah bukan agama dan terorisme adalah kejahatan yang harus kita tanggulangi bersama-sama," ujar Boy.
Boy menuturkan, peran pemuka agama itu sangat penting untuk mengedukasi masyarakat karena kelompok jaringan terorisme menggunakan narasi agama dalam menyebarkan propaganda.
Pesan-pesan dan ketokohan para pemuka agama itu diharapkan dapat melawan narasi-narasi yang disampaikan oleh kelompok jaringan terorisme.
"Kami merasa penting untuk bersama-sama dengan pemuka agama untuk tentu dapat memberikan pencerahan kepada seluruh masyarakat," ujar Boy.
Untuk itu, kata Boy, BNPT telah menjalin kerja sama dengan organisasi-organisasi masyarakat dalam Gugus Tugas Pemuka Agama yang telah dibentuk sejak akhir 2020 lalu.
Gugus tugas itu diharapkan dapat mencegah paham radikal terorisme berkembang di tengah masyarakat.
Adapun Gugus Tugas Pemuka Agama itu terdiri dari sejumlah unsur antara lain Kementerian Agama, Kementerian Dalam Negeri, Majelis Ulama Indonesia, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah.
Lalu, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Konferensi Waligereja Indonesia, Perwalian Umat Buddha Indonesia, Persatuan Umat Buddha Indonesia, Parisada Hindu Dharma Indonesia, dan Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia.
"Diharapkan segala program-program yang kami laksanakan bisa kami share kepada seluruh unsur-unsur pemuka agama yang ada di Indonesia," kata Boy.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/22/12123161/kelompok-teroris-kerap-gunakan-narasi-agama-kepala-bnpt-harap-pemuka-agama