Evaluasi tersebut, kata dia, mengenai persyaratan terkait perhelatan kejuaraan di masa pandemi Covid-19.
"Persiapan matang tidak hanya soal bagaimana performa para atlet dan ofisial menghadapi pertandingan, yang tak kalah penting adalah apakah sudah memperhitungkan pula persyaratan lain terkait perhelatan kejuaraan di masa pandemi," kata Fikri dalam keterangan tertulis, Jumat (19/3/2021).
Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu juga mempertanyakan jadwal keberangkatan tim yang dinilai terlalu singkat dengan jadwal kick-off.
Padahal, ofisial Indonesia dibayangi peraturan negara tujuan yakni Inggris di masa pandemi Covid-19 terkait wajib karantina.
"Ini jadi poin evaluasi kepada Kemenpora dan PBSI. Seharusnya tim yang dikirim memperhitungkan waktu tenggang atau tunggu saat kedatangan di negara tujuan, terutama yang mewajibkan karantina kesehatan," ucap dia.
Fikri menjabarkan alasan mengapa dirinya menilai jadwal keberangkatan tim Indonesia terlalu singkat untuk hadir di All England 2021.
Pertama, diketahuinya, perhelatan All England 2021 digelar mulai Rabu (17/3/2021), sedangkan tim bulu tangkis Indonesia baru bertolak dari Jakarta pada Jumat (12/3/2021) dan tiba pada Sabtu (14/3/2021) di Birmingham, Inggris.
"Hal ini dinilai terlalu berisiko, karena ada peraturan yang mewajibkan warga negara asing yang berkunjung ke Inggris atau United Kingdom, untuk karantina selama 10 hari bila diketahui ada yang terpapar Covid-19," ucapnya.
Ia menambahkan, dalam masa pandemi, setiap negara punya kebijakan berbeda terkait pelaksanaan karantina warga asing yang berkunjung.
Untuk itu, Fikri berpandangan bahwa sudah seharusnya ofisial Indonesia apapun jenis olahraganya mempersiapkan secara matang terkait prosedur karantina jika ada yang terpapar.
Lebih lanjut, Fikri mengusulkan tim kontingen Indonesia didampingi oleh diplomat yang mumpuni dalam melindungi hak-hak atlet dan ofisial yang bertanding mewakil Indonesia.
"Sehingga ketika ada dugaan diskriminasi atau ketidakadilan dalam proses kejuaraan internasional seperti di All England, langsung bertindak saat itu juga," tutur Fikri.
Meski demikian, kata dia, seluruh kontingen bulu tangkis Indonesia sudah dipastikan bebas dari Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR yang disyaratkan panitia begitu tim tiba di Birmingham.
Bahkan, tambah Fikri, tim Indonesia juga sudah mengikuti pertandingan sejak Rabu (17/3/2021).
Menurut dia, hal tersebut menimbulkan penilaian di publik bahwa alasan panitia mendepak Indonesia dari All England sangat tidak logis.
"Dari kronologi kejadian, kita dapat melihat dengan jelas. Sebenarnya alasan panitia mendepak Indonesia dari kejuaraan All England sangat tidak logis. Karena seluruh tim Indonesia terbukti bebas Covid-19," kata Fikri.
Alasan itu, menurut dia, menimbulkan pula dugaan diskriminatif karena hanya tim Indonesia yang didepak dari kejuaraan.
"Padahal kalau mau adil, seluruh ajang All England sudah terpapar. Karena tampilnya pemain Indonesia yang mestinya dikarantina," ujarnya.
Fikri pun meminta otorita diplomatik Indonesia di Inggris bersama PBSI untuk mendampingi ofisial.
Pihak-pihak tersebut, nilai dia, tetap berkewajiban mengusut adanya potensi diskriminasi terhadap timnas bulu tangkis Indonesia di All England 2021.
"Seluruh rakyat Indonesia kecewa dengan perlakuan panitia All England dan otoritas Inggris. Ini harus disampaikan ke dunia, agar tidak terulang di kemudian hari," kata dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/03/19/13393331/tim-indonesia-didepak-dari-all-england-komisi-x-minta-kemenpora-dan-pbsi