Modifikasi cuaca yang dilakukan TNI dan BPPT ini sendiri telah memasuki hari kelima.
Dalam kegiatan hari ini, petugas memodifikasi cuaca melalui dua tahap yang menggunakan pesawat CN 295 dari Skadron Udara 2.
Masing-masing tahap membawa 2.000 kilogram garam yang ditebar di atas ketinggian 12.000 kaki.
Adapun, titik penyemaian dipusatkan di daerah pantai timur Lampung, Selat Sunda, Ujung Kulon, sampai ke perairan selatan Provinsi Banten.
Kepala Koordinator Lapangan Tim BPPT, Dwipa Wirawan Soejoed mengatakan, sesuai perkiraan dan peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa akan terjadi curah hujan dengan insensitas tinggi di wilayah Jabodetabek.
"Untuk itu, dari Tim TNI AU dan Tim BPPT menyiapkan dua sortie penerbangan untuk menghalau awan-awan tersebut agar jatuh hujan di wilayah sebelum memasuki Jabodetabek," ujar Dwipa dalam keterangan tertulis Dinas Penerangan Angkatan Udara (Dispenau), Kamis (25/2/2021).
Dwipa menjelaskan, dalam penyemaian garam pada hari ini, petugas mengalami sedikit kendala.
Kendala itu berupa adanya kecepatan angin dan bahkan mengalami peningkatan pada pagi hari.
BMKG sendiri memperkirakan kecepatan angin bisa mencapai 35 knot. Hal ini diakibatkan karena adanya pusat tekanan rendah tepat di bawah Provinsi Jawa Barat.
Sehingga hal tersebut menarik massa udara dari Laut Jawa, bahkan dari perairan Lampung melintasi Provinsi Jawa Barat dan Banten.
"Untuk itu kami berupaya melakukan penyemaian sehingga hujan dengan intensitas tinggi terjadi di wilayah Jabodetabek," kata Dwipa.
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/25/19303491/hari-kelima-tni-au-bppt-modifikasi-cuaca-jabodetabek-berpusat-di-lampung