Salin Artikel

Pemerintah Diminta Beri Penjelasan Lengkap soal Dampak Vaksin Covid-19 bagi Penyandang Disabilitas

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Bahrul Fuad meminta pemerintah memberikan informasi yang lengkap terkait vaksinasi Covid-19 kepada penyandang disabilitas, termasuk dampaknya.

"Perlu ada penjelasan, informasi yang lebih detail dan lebih masif kepada kami yang disabilitas ini supaya memang terkait dengan vaksin ini benar-benar bisa mendapatkan informasi seutuhnya," ungkap Bahrul dalam acara diskusi daring, Rabu (24/2/2021).

Menurutnya, belum ada penjelasan dari pemerintah perihal efek samping dari vaksinasi Covid-19 bagi kelompok difabel.

Hal itu tak dimungkiri menimbulkan kekhawatiran para penyandang disabilitas untuk menerima vaksin tersebut.

Padahal, kata Bahrul, penyandang disabilitas memiliki kerentanan yang lebih tinggi sehingga perlu mendapat perhatian.

Sebagai contoh, Bahrul yang merupakan penderita cerebral palsy menceritakan pengalamannya ketika dirawat di rumah sakit. Ketika diinfus, tangan Bahrul kemudian menjadi kejang sehingga infusnya diganti.

"Harapan kami, rekomendasi adalah memperbaiki sistem informasi terkait dengan Covid dan vaksin itu sendiri," ujarnya.

Saat ini, vaksinasi Covid-19 di Tanah Air sedang berlangsung secara bertahap. Tahap pertama yang mengikuti vaksinasi adalah para tenaga kesehatan.

Kini, pemberian vaksin memasuki tahap kedua yang menyasar petugas publik dan warga lanjut usia (lansia).

Kemudian, penerima vaksin untuk tahap berikut ya adalah masyarakat rentan di wilayah rentan yang akan dimulai pada April 2021.

Adapun total sasaran vaksinasi adalah 70 persen dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 181,5 juta orang.

https://nasional.kompas.com/read/2021/02/25/09221961/pemerintah-diminta-beri-penjelasan-lengkap-soal-dampak-vaksin-covid-19-bagi

Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke