JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, pemerintah telah menargetkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025.
Jumlah tersebut harus terus ditingkatkan hingga 31 persen pada tahun 2050.
"Pemerintah menargetkan bauran energi terbarukan pada tahun 2025 sebesar 23 persen dan terus ditingkatkan sampai 31 persen tahun 2050," kata Ma'ruf saat memberi sambutan dalam acara Dies Natalis ke-5 dan Lustrum ke-1 Universitas Pertamina Tahun 2021 secara daring, Senin (1/2/2021).
Menurut data Dewan Energi Nasional (DEN), kata Ma'ruf, bauran energi primer nasional tahun 2019 sebesar 37,15 persen dari batu bara, 33,58 persen dari minyak bumi, 20,13 persen dari gas bumi, dan 9,15 persen dari EBT.
Ma'ruf mencontohkan, saat ini sumber energi utama yang digunakan untuk memasak oleh sebagian besar rumah tangga di Indonesia, yakni elpiji, lebih dari 70 persennya diimpor.
Namun, kata dia, saat ini target tersebut masih jauh karena pemanfaatan energi baru terbarukan masih berada di kisaran 9,15 persen.
Dengan demikian, Indonesia pun perlu belajar dari beberapa negara yang telah sukses dalam pemanfaatan EBT.
Contohnya adalah negara Jerman, yang bauran energi primer dari EBT-nya telah mencapai 85 persen dari energi nasionalnya.
Sebagian besar EBT di Jerman, kata dia, merupakan energi dari tenaga surya, angin, sampah biomassa, dan hidroelektrik.
Hal tersebut tidak lepas dari riset, inovasi, dan investasi dari pemerintahnya yang menyatakan bahwa tahun 2050 semua energi berasal dari energi hijau dan bersih.
"Sebenarnya potensi EBT di Indonesia cukup besar, terutama dari energi surya, angin, dan hidroelektrik. Posisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, tentu memiliki potensi energi surya berlimpah, namun belum dikelola secara maksimal," kata dia.
Hal tersebut, kata dia, terlihat dari penggunaan energi surya, energi angin, dan hidroelektrik yang belum banyak dimanfaatkan sektor industri atau perumahan.
Oleh karena itu, selain investasi dirinya juga ingin menekankan pentingnya riset dan inovasi untuk industri energi Indonesia.
"Target bauran energi dengan energi terbarukan pada tahun 2025 tidak akan tercapai jika riset dan inovasi tidak turut serta ditingkatkan," ucap dia.
Lebih jauh, Ma'ruf mengatakan, pemanfaatan energi baru terbarukan menjadi salah satu program prioritas untuk mengurangi ketergantungan negara terhadap energi fosil.
Pasalnya, Indonesia saat ini masih tergantung pada energi fosil yang diimpor.
"Ketergantungan terhadap energi fosil itu harus secara bertahap diganti dengan energi yang bersumber dari energi terbarukan yang tersedia secara lokal," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/01/16170141/pemerintah-targetkan-penggunaan-energi-baru-terbarukan-hingga-23-persen-pada