Dilansir Antara, ia mengatakan bahwa kondisi tersebut sudah terjadi sejak pukul 07.00 WIB.
"Kecepatan angin mencapai 20 knot, artinya dengan kecepatan angin yang cukup tinggi tersebut membuat gelombang laut pun cukup tinggi. Dengan demikian dapat mengganggu rencana evakuasi dan pencarian," ucap Sugarin di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Rabu.
Ia melanjutkan, pihaknya juga memprediksi gelombang tinggi mencapai 0,5 sampai 2 meter lebih.
Gelombang tinggi sekitar 2 meter, menurut Sugarin sangat mengganggu evakuasi korban. Hal ini mengingat kapal penolong yang akan sulit melakukan manuver.
Namun, ia memperkirakan kondisi cuaca seperti ini tidak akan berlangsung lama. Dia memperkirakan cuaca akan membaik dan berarti kecepatan angin menurun.
"Kalau dari data kami kemungkinan kondisi cuaca sekitar pukl 13.00 dan seterusnya sudah berangsur-angsur membaik," ujar dia.
Seperti diketahui, pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 telah memasuki hari kelima pada Rabu (13/1/2021).
Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak itu diketahui hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu sekitar pukul 14.40 WIB.
Empat menit setelah lepas landas, pesawat mengangkut 62 orang terdiri dari enam kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi itu jatuh.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar dari jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut pada pukul 14.40 WIB.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat. Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/13/14235421/bmkg-sebut-kecepatan-angin-dan-gelombang-tinggi-ganggu-proses-pencarian