Temuan ini berdasarkan data radar ADS-B dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia).
"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki mengindikasikan sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga mesin masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air," ujar Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dikutip dari Antara, Selasa (12/1/2021).
Data radar ADS-B juga menunjukkan pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB. Saat itu pesawat terbang menuju arah barat laut.
Ketika pukul 14.40 WIB, pesawat sudah mengudara dengan ketinggian 10.900 kaki.
Akan tetapi, setelah itu pesawat berlahan mulai turun dan data terakhir tercatat pesawat berada di ketinggian 250 kaki.
Data lain yang didapat KNKT dari KRI Rigel 933 menemukan adanya sebaran puing (wreckage) besar selebar 100 meter dengan panjang 300-400 meter.
"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," ungkapnya.
Sejauh ini, puing-puing yang berhasil dikumpulkan Basarnas, salah satunya adalah bagian mesin turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.
Kerusakan pada fan blade juga mengindikasikan jika kondisi mesin masih bekerja ketika mengalami benturan.
Terkait upaya pencarian black box atau kotak hitam pesawat, Flight Data Recorder (FDR0 dan Cokcpit Voice Recorder (CVR) juga telah menangkap sinyal dari locator beacon.
"Dari sinyal yang diperoleh sudah dilakukan pengukuran dengan triangulasi dan telah dilakukan perkiraan lokasi seluas 90 meter. Sejak pagi hari ini, tim penyelam sudah mencari lokasi yang sudah diperkirakan," kata dia.
Pesawat dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak ini jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta, pada Sabtu (9/1/2021), sekitar pukul 14.40 WIB.
Saat itu, pesawat tengah membawa 60 penumpang dengan rincian 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak, dan 3 penumpang bayi.
Sejak evakuasi hari pertama, petugas mulai mendapatkan serpihan dan bagian tubuh korban.
Terdapat puluhan armada yang dikerahkan dengan rincian 54 kapal, 13 pesawat maupun helikopter, 20 jetski, 20 ambulance, dan 3.600 personel gabungan.
Adapun pesawat dengan kode PK-CLC ini ditenagai dua mesin CFM56-3C1 besutan CFMI, sebuah perusahaan milik bersama Safran Aircraft Engine dari Perancis dan GE Aviation dari Amerika Serikat.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/12/13151851/knkt-sistem-pesawat-sriwijaya-air-sj-182-masih-berfungsi-di-ketinggian-250