JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IX Melki Laka Lena mengatakan, izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin Covid-19 dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) memberikan kepastian bagi masyarakat bahwa vaksin buatan Sinovac aman dan berkhasiat.
"Memberi kepastian dan kejelasan kepada semua pihak bahwa vaksin sinovac aman, berkhasiat dan efektif diberikan kepada masyarakat yang tahapannya," kata Melki saat dihubungi, Selasa (12/1/2021).
Melki meminta semua pihak mendukung program vaksinasi yang akan dimulai pemerintah pada Rabu (13/1/2021).
Namun, ia menekankan bahwa masyarakat harus tetap patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, meski vaksinasi sudah berjalan.
"Dukungan para tokoh bangsa lintas sektor dan daerah untuk mengajak rakyat sukseskan vaksinasi, prokes 3M juga harus tetap dijalankan secara konsisten dan jangan kendur sampai pandemi benar-benar bisa dikendalikan," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, BPOM menerbitkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 Sinovac. Dengan demikian, vaksin Sinovac telah mendapat izin untuk digunakan dalam vaksinasi.
"Badan POM memberikan persetujuan penggunaan dalam kondisi emergency, emergency use authorization untuk vaksin Covid-19 yang pertama kali kepada vaksin Corona vax produksi Sinovac Biotech Incorporated yang bekerja sama dengan PT Bio Farma," kata Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers daring, Senin (11/1/2021).
Penny mengatakan, izin penggunaan darurat ini diberikan setelah BPOM mengkaji hasil uji klinis tahap III vaskin yang dilakukan di Bandung. Selain itu, BPOM juga mengkaji hasil uji klinis vaksin Sinovac yang dilakukan di Turki dan Brasil.
Berdasarkan analisis terhadap hasil uji klinis, BPOM memastikan bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinovac aman.
"Secara keseluruhan menunjukkan vaksin corona vax aman dengan kejadian efek samping yang ditimbulkan bersifat ringan hingga sedang," ujar Penny.
Selain melakukan analisis terhadap keamanan vaksin Sinovac, BPOM juga meneliti khasiat atau efikasi vaksin. Hasilnya, vaksin Sinovac dinyatakan mampu membentuk antibodi di dalam tubuh dan mampu membunuh atau menetralkan virus (imunogenistias).
Penny mengatakan, hasil analisis terhadap uji klinis fase III di Bandung menunjukkan efikasi vaksin Sinovac sebesar 65,3 persen.
"Hasil tersebut sudah sesuai dengan persyaratan WHO di mana minimal efikasi vaksin adalah 50 persen," kata Penny.
Adapun setelah EUA diberikan, pemantauan terus dilakukan untuk melihat efek samping vaksin dalam jangka panjang.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/12/11452461/komisi-ix-protokol-kesehatan-harus-tetap-diterapkan-meski-vaksinasi-sudah