Sebelum peristiwa terjaringnya benda mirip drone bawah laut oleh nelayan di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, di penghujung 2020, kejadian serupa juga pernah terjadi di perairan Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, pada 2019.
Benda yang awalnya diduga rudal oleh nelayan, ternyata merupakan drone bawah laut yang diduga milik Cina. Di drone itu ditemukan aksara Cina yang bertuliskan nama China Shenyang Institute of Automation, Chinese Academy of Sciences.
Sejatinya, benda mirip drone kali ini terjaring oleh nelayan Kepulauan Selayar, Saehuddin, pada Desember 2020. Namun kabar tersebut baru ramai diperbincangkan publik di awal tahun.
Benda mirip drone dengan semacam rangkaian sensor di hidungnya itu memiliki panjang 2,25 meter dan berat 175 kilogram. Saehuddin pun menyerahkan benda yang diduga drone itu kepada TNI, tepatnya Koramil Pasimarannu, Kodim 1415 Kepulauan Selayar.
Adapun Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono memastikan benda yang ditemukan nelayan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan, bukanlah drone laut. Yudo menyatakan benda tersebut adalah seaglider.
"Saya akan sampaikan tentang alat atau seaglider yang kemarin ditemukan oleh nelayan Desa Najapahit, Selayar, yang mana dari temuan tersebut saya bawa ke Hidrosal, karena di sini adalah lembaga yang berkompeten untuk meneliti adanya peralatan tersebut," ujar Yudo dalam konferensi pers dikutip dari Kompas TV, Senin (4/1/2021).
Yudo menjelaskan, seaglider tersebut ditemukan seorang nelayan yang tengah memancing sekitar pukul 07.00 WITA pada 26 Desember 2020.
Saat ini, kata Yudo, benda tersebut sudah berada di Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) untuk diteliti lebih lanjut.
https://nasional.kompas.com/read/2021/01/04/13221291/terjaringnya-benda-mirip-drone-bukan-kali-pertama-di-laut-indonesia