Salah satu cara yang dilakukan Indonesia yakni melalui riset halal science dalam bidang bahan dan material halal untuk industri.
"Dalam melakukan riset, kita tidak hanya berfokus pada pendeteksian material non-halal sebagai penunjang proses sertifikasi namun juga harus berfokus pada mencari material pengganti atau subtitusi dari material non-halal," kata Ma'ruf dalam sambutannya di acara Sharia Business and Academic Synergy (SBAS) secara daring, Selasa (29/12/2020).
Ma'ruf mengatakan, material non-halal tersebut saat ini banyak membuat industri menjadi ketergantungan untuk menghasilkan produk berkualitas.
Dengan demikian, melalui riset, ia berharap bisa ditemukan material pengganti untuk bahan baku non-halal tersebut.
Ma'ruf pun mencontohkan industri kosmetik halal Indonesia yang saat ini telah mampu mendominasi pasar nasional dengan inovasi kosmetik halal.
"Kita ingin ini membuka peluang penguasaan pasar yang lebih luas lagi tidak hanya di tingkat nasional, namun juga pasar dunia," kata dia.
Inovasi-inovasi produk dengan material halal tersebut, kata Ma'ruf, diharapkan dapat dilakukan juga di industri lainnya, seperti suplemen makanan, bahan makanan dan minuman, herbal dan obat-obatan tradisional, produk healthcare, serta farmasi.
Adapun Indonesia merupakan konsumen produk halal terbesar dibandingkan dengan negara-negara mayoritas muslim lainnya.
Namun, fakta tersebut belum diiringi produksi sendiri dari produk-produk halal tersebut.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/29/16110291/pemerintah-dorong-riset-mencari-produk-pengganti-bahan-baku-nonhalal