Salin Artikel

Wapres Beri IDI Tiga Tugas untuk Tingkatkan Kinerja Kesehatan Nasional

Hal itu disampaikannya ketika memberikan sambutan dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Tahun 2020 pada Jumat (18/12/2020).

"Melalui rapat kerja nasional ini, saya meminta saudara-saudara sekalian untuk memikirkan beberapa hal yang saya anggap penting dalam rangka meningkatkan kinerja kesehatan Indonesia," ujar Maruf dikutip dari kanal Youtube PB IDI, Jumat (18/12/2020).

Pertama, meminta IDI memikirkan bagaimana caranya agar pemerintah bisa memperbaiki distribusi dokter umum pada fasilitas kesehatan tingkat pertama (Puskesmas).

Berkaca dari pengalaman pengananan pandemi Covid-19, kata Mahfud, layanan Puskesmas yang tangguh menjadi tantangan ke depan.

Mengingat, Puskesmas sebagai garda terdepan mempunyai tanggung jawab terhadap kesehatan masyarakat di wilayahnya.

Kedua, Maruf mengharapkan IDI dapat ikut membantu dalam memperbaiki distribusi dokter spesialis di rumah sakit, terutama rumah sakit di luar Pulau Jawa.

Maruf menyadari, bahwa biaya untuk menjadi dokter spesialis tidak murah. Sehingga, setelah lulus sekolah dokter spesialis, umumnya memilih untuk bekerja di kota besar.

"Bila hal ini terus terjadi, maka capaian indikator kesehatan kita akan makin sulit mengejar ketertinggalan dari negara sekitar," kata Maruf.

Adapun, tugas ketiga adalah IDI dapat memberi masukan kepada pemerintah agar para dokter terus meningkatkan pelayanan yang berkualitas.

Peningkatan pelayanan itu bisa dilakukan dengan mengacu evidence medicine. Sehingga, IDI harus dapat mendorong percepatan penyusunan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK).

"Beserta perkiraan biayanya agar kualitas layanan sesuai standar. PNPK ini sangat penting di dalam rangka menegakkan standar pelayanan kesehatan di seluruh wilayah di Tanah Air," katanya.

Maruf menjelaskan, berdasarkan laporan World Health Statistics yang diterbitkan WHO pada 2020, angka kematian ibu melahirkan di Indonesia menembus 177 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding jumlah kematian ibu melahirkan di Malaysia, yakni 29 per 100.000 kelahiran hidup.

Sementara di Thailand 37 per 100.000 kelahiran hidup dan Vietnam 43 per 100.000 kelahiran hidup.

Begitu juga dengan tingkat kematian balita di Indonesia yang menembus 25 per 1.000 kelahiran hidup.

Di Malaysia hanya menembus 8 per 1.000 kelahiran hidup, Thailand 9 per 1.000 kelahiran hidup, dan Vietnam 21 per 1.000 kelahiran hidup.

Masih dalam laporan tersebut, Maruf menuturkan, prevalensi penyakit TBC dan malaria di Indonesia menempati tingkat teratas dibanding negara tetangga. Begitu pula prevalensi balita stanting juga dianggap masih tinggi.

https://nasional.kompas.com/read/2020/12/18/17394941/wapres-beri-idi-tiga-tugas-untuk-tingkatkan-kinerja-kesehatan-nasional

Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke