Salin Artikel

KawalCovid19 Temukan Data di Jabar dan Jateng Belum Dirapel, Perkirakan Data Kembali Melonjak

Dalam akun Twitter mereka, @KawalCOVID19, tim KawalCovid19 menyatakan bahwa data harian yang belum dirapel ada di Provinsi Jawa Barat sekitar 8.000 kasus dan Jawa Tengah sekitar 13.000 kasus.

"Ada gap data versi pusat dan versi web corona daerah per 3 Desember. Jumlah kasus berbeda 3,1 persen dengan selisih terbanyak di Jawa Tengah yaitu 13.743 kasus dan Jawa Barat 8.009 kasus," kata Co-founder KawalCovid19 Elina Ciptadi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/12/2020).

Adapun jumlah meninggal dunia juga berbeda 14,84 persen antara laporan pusat dan daerah. Selisih terbanyak di Jawa Tengah 2.188 pasien meninggal dan Jawa Barat 741 korban.

Elina sebenarnya tak heran dengan mencuatnya perbedaan data tersebut ke publik. Ia sudah menduga hal tersebut akan terjadi.

Sebab, ia bersama tim KawalCovid19 sudah menemukan perbedaan data yang awalnya berjumlah ratusan, kemudian menjadi puluhan ribu.

"Kalau tidak segera dibenahi atau diperbaiki, yang kita lihat semakin ke sini gapnya semakin besar. Awalnya itu hanya seratus gapnya, ya kalau tidak dibenahi ya jadi ribuan atau bahkan puluhan ribu. Ini tidak cuma di Jabar dan Jateng ya, hanya kami melihat gap yang paling besar itu di sana," jelasnya.

Pada 30 Juni 2020, kata dia, KawalCovid19 sudah melihat perbedaan data di website corona Jawa Tengah dengan nasional.

Kala itu, jumlah kesembuhan dan kematian kasus terkonfirmasi Covid-19 di Jateng sudah mencapai 1.856 dan 322 orang. Namun, versi nasional tertuliskan 1.159 sembuh dan 150 kasus kematian.

Kemudian, pada 2 Desember 2020, KawalCovid19 melalui media sosial Facebook secara terang-terangan menyebut ada perbedaan versi antara pusat dan provinsi maupun kumpulan data per kabupaten/kota.

"Jumlah kematian di Jateng versi kabupaten/kota 4.566 adalah yang tertinggi di Indonesia, sudah melampaui Jatim 4.468, sementara jumlah kematian di Jateng versi pusat 2.393 masih lebih rendah dari Jakarta 2.706," tulis akun Facebok KawalCovid19.

Sebab, Elina berharap data yang disajikan pemerintah dan pusat tidak lagi ada perbedaan atau keterlambatan dan tidak sinkron.

Menurut dia, sebuah data yang disajikan kepada masyarakat harus akurat, transparan, dan cepat atau terkini.

"Masa sudah sembilan bulan pandemi, seharusnya ini sudah tidak lagi jadi isu. Masyarakat butuh update yang terkini. Terlebih ini sebentar lagi ada Pilkada, mau libur akhir tahun. Lalu bagaimana masyarakat bisa menimbang risiko dengan benar, kalau datanya saja demikian tidak akurat," ucap dia. 

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito sudah memberikan tanggapan soal adanya perbedaan data harian Covid-19 antara pusat dengan pemda.

Namun, Wiku tidak memberi penjelasan penyebab perbedaan data itu.

Wiku hanya menegaskan, sinkronisasi data antara pemda dengan pemerintah pusat masih terus dilakukan.

"Saat ini sedang dilakukan sinkronisasi data pemerintah pusat dengan data pemda. Hal ini terkait dengan pengumpulan dan validasi data yang jumlahnya besar serta membutuhkan waktu dalam prosesnya," ujar Wiku dalam konferensi pers daring yang ditayangkan di kanal YouTube, Kamis (3/12/2020).

https://nasional.kompas.com/read/2020/12/04/17192021/kawalcovid19-temukan-data-di-jabar-dan-jateng-belum-dirapel-perkirakan-data

Terkini Lainnya

Soal Orang 'Toxic' Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Soal Orang "Toxic" Jangan Masuk Pemerintahan Prabowo, Jubir Luhut: Untuk Pihak yang Hambat Program Kabinet

Nasional
Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Cak Imin Harap Pilkada 2024 Objektif, Tak Ada “Abuse of Power”

Nasional
Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke