Menurut dia, Indonesia saat ini berada pada posisi 22 dari negara-negara dengan kasus Covid-19 terbanyak.
"Artinya dibandingkan dengan Amerika Serikat, India, semua negara Eropa, kita lebih rendah. Perancis misalnya itu kasus antara 20.000-40.000 per hari. Inggris juga tinggi sekali, Spanyol dan Italia juga per harinya," kata Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/12/2020).
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa negara-negara tersebut sudah mengalami gelombang kedua Covid-19, yang artinya telah melewati puncak gelombang pertama.
Menurut Zubairi, negara-negara tersebut mengalami gelombang kedua akibat musim dingin yang terjadi di sana.
"Karena musim dingin mereka sebagian besar berada di ruangan. Karena ada di ruangan, udara dingin enggak masuk, pintu ditutup rapat, udara atau pemanas yang dari dalam tidak bisa keluar, virus dari dalam ya tidak bisa keluar. Itu yang terjadi di sana," kata dia.
Zubairi tetap mengingatkan kewaspadaan kepada masyarakat Indonesia bahwa virus lebih banyak menular jika ada kerumunan di dalam ruangan.
Menurut dia, virus lebih mudah menular jika orang berkerumun dalam satu ruangan yang sama, daripada berkerumun di luar ruangan.
"Berkumpul bersama dalam satu ruangan itu jauh lebih mudah menular, dibandingkan dengan kerumunan di luar," ujar Zubairi.
Tepat hari ini, Indonesia sudah berjuang melawan pandemi Covid-19 selama sembilan bulan sejak kasus pertama ditemukan pada 2 Maret 2020.
Kasus Covid-19 di Indonesia pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo pada tanggal tersebut. Hingga hari ini, Indonesia masih berjuang melawan pandemi yang belum dapat dikendalikan.
Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pada Selasa (1/12/2020) menunjukkan penambahan pasien positif 5.092 kasus baru.
Penambahan itu menyebabkan jumlah total kasus Covid-19 di Indonesia kini mencapai 543.975 orang.
https://nasional.kompas.com/read/2020/12/02/11571421/kasus-covid-19-negara-lain-parah-indonesia-diingatkan-idi-tetap-waspada