Dampak pertama, kata dia adalah terjadinya penurunan prestasi. Sementara, dampak yang kedua anak akan menjadi mudah marah.
"Prestasi menurun, kemudian anak mudah marah pada orangtua. Ada yang depresi dan bunuh diri," kata Adjat dalam diskusi online bertajuk "Ancaman Cyber Bullying", Sabtu (28/11/2020).
Adjat mengatakan, reaksi mudah marah pada biasanya terjadi pada anak korban bullying di tingkat sekolah dasar (SD).
Sementara untuk anak-anak sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) menurut salah satu penelitian yang ia lihat berdampak pada penggunaan obat-obatan.
"Kemarin menarik ada penelitian yang menunjukan bahwa tingkat penggunaan terhadap obat-obatan dan juga seks bebas untuk kalangan siswa itu meningkat," ujar dia.
Adjat juga mengungkapkan beberapa faktor penyebab anak melakukan cyber bullying.
Faktor pertama, kata Adjat adalah, tingkat kebahagiaan anak yang mempengaruhi aktivitas di dunia maya.
"Tingkat kebahagiaan anak itu juga mempengaruhi aktivitas mereka untuk mencari kebahagiaan di dunia lain," ucapnya.
Adjat menilai, karena anak tidak mendapat kebahagiaan, maka ia mencari kebahagiaan lain. Salah satu caranya adalah dengan menertawakan orang yang tertindas.
Faktor penyebab bullying selanjutnya juga bisa disebabkan karena anak mengalami kebosanan dan kurang penghargaan dari guru.
Sehingga, ini menyebabkan anak tersebut mencari eksistensi dengan menjadi bully melalui dunia maya.
"Mereka mencari penghargaan lain, eksistensi yang lain di dunia maya yang tentu akan sangat ada hubungannya tadi, ya catatan meningkatnya cyber bullying di pandemi Covid-19," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2020/11/28/21070051/ini-dampak-yang-akan-terjadi-jika-anak-menjadi-korban-cyber-bullying