Ia pun meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim berupaya meluruskan tulisan sejarah 1965 yang bertalian erat dengan mantan presiden Soekarno di berbagai buku dan sumber bacaan lainnya.
"Sampai saya lihat ini mau diapain sih sejarah bangsa ini? Hanya permintaan saya itu bahwa tidakkah bisa diluruskan kembali? Seorang yang bisa memerdekakan bangsa ini," kata Mega dalam Pembukaan Pameran Daring Bung Karno dan Buku-bukunya, Selasa (24/11/2020).
Menurut Mega, rentetan sejarah 1965 telah banyak dipotong dan disambung semaunya. Mega berharap para sejarawan bersuara untuk meluruskan kekeliruan sejarah tersebut.
"Tahun '65 begitu, menurut saya seperti sejarah itu dipotong, disambung, dan ini dihapus. Itu menurut saya. Bagaimana para cendekiawan tidak visa menyuarakan hal ini yang menurut saya padahal itu tonggak sejarah perjuangan bangsa," ujarnya.
Dia mengatakan membicarakan sejarah 1965 dan Soekarno seolah menjadi tabu. Padahal, kata Mega, Soekarno merupakan bapak bangsa yang mendirikan Indonesia.
Mega mengenang sosok Soekarno yang merupakan Sang Ayah sebagai pemikir brilian. Ia mencontohkan gagasan Soekarno menggelar Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 1995.
Menurutnya, Soekarno layak dijadikan panutan atas pemikiran-pemikiran besarnya itu.
"Bukankah itu pikiran yang brilian dari seorang manusia yang ingin memerdekakan bangsa-bangsa di dunia? So, kalau saya gini kan kelihatan ah, Ibu Mega membesar-besarkan bapaknya. Tidak. Fakta, fakta," ujar Mega.
https://nasional.kompas.com/read/2020/11/24/17400441/megawati-tak-bisakah-sejarah-1965-diluruskan-kembali