Salin Artikel

Pemerintah Diminta Libatkan Tokoh Masyarakat dalam Edukasi Protokol Kesehatan

JAKARTA, KOMPAS.com - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria mengatakan, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup berat dalam memberikan edukasi terkait penerapan protokol kesehatan Covid-19.

Menurut Arif, masyarakat di daerah tidak sepenuhnya memahami dan melaksanakan protokol kesehatan. Ia mendorong pemerintah bekerja sama dengan tokoh-tokoh masyarakat agar sosialiasi protokol kesehatan terlaksana dengan baik hingga ke tingkat daerah.

"Edukasi, campaign, harus benar-benar efektif dan tidak bisa melulu bersumber dari pemerintah, perlu ada gerakan sosial yang luar biasa," kata Arif dalam konferensi pers dari Graha BNPB, Jakarta, Selasa (27/10/2020).

Arif menilai kesadaran masyarakat di daerah untuk sekadar menggunakan masker masih rendah. Hal ini ia temui saat pulang ke kampung halamannya di Pekalongan.

Dia mengatakan situasi pandemi Covid-19 seolah hanya terjadi di Jabodetabek.

"Di kota-kota yang lain juga sama. Jadi suasana Covid-19 itu hanya terasa di Jabodetabek, tapi di luar itu seperti biasa-biasa saja," ujar dia.

Menurut Arif, pemerintah sebaiknya tidak hanya mengandalkan media arus utama saja untuk menyosialisasikan protokol kesehatan. Sebab, masyarakat di daerah cenderung lebih mendengar peran para tokoh yang dituakan.

Arif mengatakan, pemerintah perlu menggandeng kelompok-kelompok masyarakat sipil hingga organisasi masyarakat seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

"Daerah itu sangat mengandalkan para tokoh. Kalau tokoh-tokoh seperti anggota DPRD, bupati dan wali kota, kemudian tokoh-tokoh agama memberikan contoh yang baik akan mudah bisa menyerap ke bawah," kata Arif.

https://nasional.kompas.com/read/2020/10/27/16353121/pemerintah-diminta-libatkan-tokoh-masyarakat-dalam-edukasi-protokol

Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke