Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan optimalisasi sungai dan kanal bertujuan untuk pergerakan kesiapsiagaan apabila terjadi peningkatan debit air akibat peningkatan curah hujan.
"Penyiapan kapasitas sungai dan kanal untuk antisipasi debit air berlebih," ujar Dwikorita dalam konferensi pers virtual, Minggu (11/10/2020).
Selain itu, pihaknya juga meminta supaya optimalisasi tata kelola air terintegrasi dari hulu hingga air.
Optimalisasi tersebut dapat dilakukan mulai dari sekarang dengan mengeruk sungai maupun kanal.
Ia mengingatkan, kesiapsiagaan akibat dampak La Nina perlu ada sinergitas dari seluruh unsur pemerintahan.
Mulai dari pemerintah di tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota.
Menurutnya, kesiapsiagaan ini perlu dilakukan sekalipun dampak La Nina di masing-masing daerah tidak seragam.
"Meskpun tidak seragam, artinya provinsi, kabuptan dan kota perlu koordinasi," kata dia.
Berdasarkan data BKMG, prakiraan dampak La Nina terjadi pada akhir 2020 hingga awal 2021.
Sebagian besar wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim hujan sejak Oktober hingga November 2020.
Wilayah tersebut meliputi sebagian besar Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi Selatan bagian selatan, Sulawesi Tenggara bagian selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah bagian barat.
Kemudian Gorontalo, sebagian besar wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, Pulau Buru bagian utara, Papua Barat bagian utara, dan Papua bagian tengah.
Adapun puncak musim hujan diprakirakan umumnya akan terjadi pada Januari dan Februari 2021.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/11/12222051/antisipasi-dampak-la-nina-bkmg-imbau-pemerintah-optimalisasi-sungai-dan