Pengakuan itu dinilai bagian dari berkah sekaligus tantangan untuk Indonesia.
"Saya rasa kita semua patut bersyukur karena pengakuan tersebut adalah wujud apresiasi dunia kepada salah satu kekayaan bangsa kita," kata Menlu Retno Marsudi dalam acara Pembentangan Perdana Mahakarya Kain Batik Garuda Nusantara, Jumat (2/10/2020).
"Namun tantangan kita selanjutnya tidaklah mudah," lanjut dia.
Tantangan yang dimaksud Menlu Retno Marsudi, yakni merawat dan terus melestarikan kesenian batik Indonesia.
Demi menjaga kesenian batik Indonesia, Kementerian Luar Negeri, sudah melakukan berbagai cara.
Salah satunya, dengan mengenakan busana batik pada setiap acara yang dihadiri perwakilan Indonesia, terutama pada acara resmi.
"Untuk itu, kami telah bekerja dengan diplomasi Indonesia tidak pernah lelah untuk mempromosikan batik Indonesia ke masyarakat internasional," ujar Menlu Retno Marsudi.
Selain itu, Indonesia juga mengeluarkan program beasiswa seni budaya Indonesia untuk memprkenalkan batik.
Hasilnya, tiga orang alumni yang berasal dari Spanyol Ceko dan Meksiko mendirikan usaha batik yang dipasarkan secara daring dan toko di Meksiko.
"Produk batik mereka kini dipasarkan secara daring di pasar eropa dan melalui butik di Meksiko," ucap dia.
Pada 2 Oktober 2009 atau 11 tahun yang lalu, batik diketahui ditetapkan sebagai daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO atau Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada sidang UNESCO di Abu Dhabi.
Penetapan itu merupakan yang ketiga kalinya bagi Indonesia setelah keris dan wayang yang terlebih dahulu masuk daftar ICH UNESCO.
Pada naskah yang disampaikan ke UNESCO, dikutip dari laman resmi Kemendikbud, batik diartikan sebagai teknik menghias yang mengandung nilai, makna, dan simbol budaya.
https://nasional.kompas.com/read/2020/10/02/21564191/hari-batik-nasional-menlu-pengakuan-unesco-diapresiasi-tapi