Salin Artikel

Muhadjir Kunjungi RSUD di Pekalongan yang Baru Punya 18 Tempat Tidur untuk Pasien Covid-19

Dalam kunjungannya ke rumah sakit tersebut pada Selasa (29/9/2020), Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pihaknya segera berkoordinasi untuk membantu meningkatkan layanan kesehatan di RSUD Bendan, terutama yang menyangkut penanganan kasus Covid-19.

"Info dari pihak rumah sakit, baru ada 18 bed. Sementara pasien positif Covid-19 yang dirawat ada 22 orang. Tentu ini jadi perhatian," ujar Muhadjir, dikutip dari siaran pers, Rabu (30/9/2020).

Muhadjir mengatakan, di RSUD Bendan terdapat lab biosafety (BSL) 2 baru untuk menguji spesimen Covid-19 pasien positif di Pekalongan dan sekitarnya.

Namun, lab tersebut belum bisa beroperasi karena keterbatasan, salah satunya ketersediaan alat ektraksi otomatis dan reagen.

Sementara itu, alat tes polymerase chain reaction (PCR) sudah dimiliki dengan kemampuan memeriksa hingga 94 spesimen.

"Kalau ektraksi manual memang tidak bisa cepat. Jumlah (spesimen) yang diuji juga terbatas. Jadi selama ini sementara belum jalan, (RSUD Bendan Pekalongan) harus mengirim sampelnya ke Semarang. Tentu butuh waktu lama karena harus antre dengan daerah lain," kata dia.

Oleh karena itu, pihaknya segera berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Kesehatan terkait hal tersebut.

Utamanya, agar lab RSUD Bendan bisa difungsikan secara maksimal dalam penanganan Covid-19.

"Karena tingkat kematian pasien (Covid-19) di Pekalongan hampir 25 persen. Jadi harus dipercepat penambahan fasilitas kesehatannya," kata dia.

Dalam kunjungan tersebut, Muhadjir juga berkeliling ke sejumlah fasilitas kesehatan, ulai dari ruang inap pasien, ruang ICU, hingga klinik paru.

https://nasional.kompas.com/read/2020/09/30/11174231/muhadjir-kunjungi-rsud-di-pekalongan-yang-baru-punya-18-tempat-tidur-untuk

Terkini Lainnya

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke